Indonesia Kekurangan Ventilator, Minta Bantuan Toyota hingga Elon Musk

7 April 2020 7:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan memeriksa ventilator Compos X yang sebelumnya dikembangkan untuk alat bantu pernapasan pasien hewan. Foto: Reuters/ISSEI KATO
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan memeriksa ventilator Compos X yang sebelumnya dikembangkan untuk alat bantu pernapasan pasien hewan. Foto: Reuters/ISSEI KATO
ADVERTISEMENT
Virus corona menyebar kian cepat di Indonesia. Jumlah kasus yang semakin menunjukkan peningkatan itu tak berbanding lurus dengan ketersediaan alat kesehatan.
ADVERTISEMENT
Hingga hari ini jumlah alat pelindung diri (APD) hingga ventilator yang Indonesia punya masih jauh dari kata cukup untuk menangani pandemi asal Wuhan, China itu.
Menteri BUMN Erick Thohir mengakui pemerintah kekurangan alat-alat tersebut. Khusus ventilator, dari 500 unit yang dibutuhkan, baru seperlimanya saja yang tersedia.
Keadaan itu membuat pemerintah mencari bantuan hingga ke luar negeri. Seperti Kementerian BUMN yang meminta pengusaha asal Amerika Serikat, Elon Musk, hingga Kementerian Perindustrian menggandeng Toyota dan perguruan tinggi.
Berikut rangkuman mengenai kurangnya ventilator untuk penanganan virus corona:
Wakil Menteri BUMN Minta Bantuan ke Elon Musk
Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, meminta bantuan pengusaha AS, Elon Musk, menutupi kekurangan ventilator. Permintaan Budi Gunadi pada CEO SpaceX itu terlihat melalui cuitan di akun Twitter pribadinya.
ADVERTISEMENT
"Kami mengelola 70 rumah sakit di Indonesia dengan sekitar 6.500 tempat tidur dan sedang mencari 300-400 ventilator secepat mungkin untuk digunakan mengatasi pasien corona," tulis Budi Sadikin dalam bahasa Inggris, Minggu (5/4).
Permintaan itu ditulis Budi Sadikin membalas unggahan Elon Musk yang mengaku memiliki ventilator tambahan untuk dibagikan ke seluruh dunia melalui perusahaannya, Tesla.
"Perangkat dan biaya pengiriman gratis. Satu-satunya persyaratan adalah bahwa ventilator digunakan segera untuk pasien, tidak disimpan di gudang," kata Elon Musk.
Terkait kekurangan dan permintaan bantuan kepada pendiri Tesla Motors ini dibenarkan oleh Staf Khusus BUMN Arya Sinulingga. Menurut Arya, berbagai negara tengah berburu kebutuhan medis tersebut.
"Memang saat ini semua negara berburu ventilator," ujar Arya saat dikonfirmasi kumparan, Senin (6/4).
ilustrasi ventilator portabel Foto: Twitter/@DonAdam68
Menperin Gandeng Toyota hingga ITB untuk Pengadaan Ventilator
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita angkat bicara soal kurangnya ventilator. Ia menjelaskan, di Indonesia memang belum ada satu pun industri yang memproduksi ventilator.
Agus mengaku sudah menggandeng sejumlah perguruan tinggi dan perusahaan. Di antaranya Toyota, Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), hingga Universitas Padjadjaran (Unpad).
Toyota diminta membantu permodalan dan investasi, sedangkan perguruan tinggi yang mengembangkan ventilator. Upaya ini diharapkan dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan ventilator di dalam negeri.
"Jadi ada beberapa upaya kita untuk bisa mengembangkan ventilator, agar kebutuhan ventilator kita bisa terpenuhi," tuturnya.
Jokowi Minta Ventilator Diproduksi di Dalam Negeri
Presiden Jokowi meminta agar ventilator diproduksi di dalam negeri. Dia memastikan pemerintah akan mendukung perusahaan yang memproduksi ventilator. Dukungan itu salah satunya dengan mempermudah izin impor bahan baku.
ADVERTISEMENT
"Saya juga minta lakukan percepatan pengembangan, ini yang mungkin negara lain terkait ventilator yang ini bisa diproduksi di dalam negeri," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas secara virtual, Senin (30/3).
Selain itu, Jokowi mengatakan dukungan serupa juga akan diberikan kepada perusahaan yang memproduksi alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis.
"Untuk mendukung produksi APD, saya juga minta diberikan kemudahan untuk bahan baku yang masuk dari impor," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.