Industri Manufaktur Makin Lesu, PLN Harus Waspada

22 September 2020 19:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gardu listrik PLN. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gardu listrik PLN. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Head of Center of Food Energy & Sustainable Development INDEF Abra Talattov mengatakan, struktur ekonomi mulanya banyak ditopang industri manufaktur. Kondisi tersebut berdampak positif untuk sektor kelistrikan.
ADVERTISEMENT
Namun menurut Abra, industri manufaktur perlahan mulai menyusut dan sektor jasa makin dominan. Ia menyarankan para pelaku usaha yang bergerak di sektor kelistrikan agar dalam mengambil kebijakan harus memperhatikan keadaan tersebut.
“Faktanya justru struktur perekonomian kita bergeser dari industri manufaktur ke jasa. Jasa ini kan relatif tidak haus terhadap energi, mungkin konsumsinya relatif lebih kecil manufaktur,” kata Abra dalam webinar yang digelar SP PJB, Selasa (22/9).
Ilustrasi pabrik tekstil. Foto: Getty Images
Apabila salah membaca peluang tentu bakal berdampak kepada bisnis kelistrikan, dalam hal ini PLN. Abra mengungkapkan bahwa keseimbangan pasokan dan permintaan listrik harus diperhatikan dalam kebijakan yang diambil.
“Dari sisi suplai kita optimis untuk mendorong, meningkatkan kapasitas produksi listrik. Tapi dari permintaannya justru kita kecolongan bahwa demand tidak setinggi apa yang kita targetkan dari sisi suplai,” ujar Abra.
ADVERTISEMENT
Abra mengingatkan kontribusi sektor manufaktur terus menyusut. Kalau penyusutan terus terjadi, berapa pun pasokan listrik yang akan ditingkatkan tidak akan terserap secara maksimal.
“Jadi ini perlu kita waspadai bersama. Kalau industri manufaktur terus menyusut lagi 18 persen, 17 persen seterusnya,“ ungkap Abra.
Keadaan itu bisa menjadi beban ke PLN dan juga ke negara. Meski begitu, ia merasa sektor manufaktur masih bertahan atau tidak langsung menyusut total dalam waktu dekat.
“Kita bicara jangka pendek semester I selama adanya COVID memang data menunjukkan manufaktur sempat mengalami penurunan drastis sejak April. Tapi secara global mengalami rebound sampai di atas 50, jadi kalau di atas 50 itu mengindikasikan manufaktur mulai ekspansif,” tutur Abra.