Industri Nasional Penunjang Hulu Migas Diajak Garap Proyek Masela

19 Desember 2019 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengeboran minyak dan gas Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengeboran minyak dan gas Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Kegiatan Pelaksanaan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mengajak pelaku industri penunjang hulu migas untuk menambah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan pengembangan kapasitas nasional untuk vendor dan tenaga kerja terkait Proyek Strategis Nasional LNG Abadi, Blok Masela.
ADVERTISEMENT
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, saat ini TKDN dalam hitungan yang telah disepakati pada Plan of Development (POD) tersebut mencapai 26,26 persen dalam proyek tersebut. Dengan efek ganda atau multiplier effect mencapai Rp 73 triliun.
“Maka dengan nilai proyek pembangunan sekitar USD 19,8 miliar, akan ada potensi sebesar USD 5,27 miliar atau setara dengan sekitar Rp 73 triliun belanja barang dan jasa di dalam negeri. Ini adalah jumlah yang sangat besar, dan salah satu wujud nyata kontribusi hulu migas dalam membangun perekonomian Indonesia," kata Kepala SKK Migas dalam keterangan tertulis, Kamis (19/12).
Dia mengatakan, program ini siap dimulai tahun depan. Pemerintah dan SKK Migas terus mendorong peningkatan kapasitas, kemampuan vendor dan tenaga kerja Indonesia sesuai standar yang diperlukan proyek LNG Abadi.
ADVERTISEMENT
Proyek ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk membangun kapasitas nasional dan kemampuannya di laut dalam. Sebab di masa mendatang potensi cadangan migas akan bergeser ke laut dalam.
“Proyek ini diharapkan dapat mendorong multiplier effect di tingkat nasional maupun daerah, mulai dari fase konstruksi proyek LNG Abadi sekitar 2-3 tahun lagi. Ini merupakan efek berganda nyata yang akan segera terwujud," ujarnya.
Dalam sosialisasi ini, tambahnya, detail dari program peningkatan kapasitas nasional disampaikan kepada asosiasi industri penunjang hulu migas dan perbankan, di antaranya identifikasi dan assessment kemampuan perusahaan dan pabrikan, analisa gap antara kemampuan, dan kapasitas pabrikan dengan spesifikasi dan volume proyek LNG Abadi. Lalu ada juga koordinasi bersama pabrikan potensial dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi agar bisa memenuhi standar proyek LNG Abadi, serta bantuan akses modal perbankan.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Dok. SKK Migas
Penguatan kemampuan perusahaan daerah dan masyarakat lokal menjadi salah satu program yang sudah disiapkan oleh INPEX bersama SKK Migas. Sehingga manfaat proyek LNG Abadi ini benar-benar memberikan dampak ekonomi dan kesejahteraan di Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Provinsi Maluku.
ADVERTISEMENT
“Program-program tersebut akan melibatkan berbagai para pemangku kepentingan terkait seperti para vendor dari industri penunjang hulu migas, BUMN, lembaga perbankan dan pembiayaan lainnya, pemda, dan calon tenaga kerja, sehingga saya optimis 2-3 tahun lagi kapasitas nasional dari vendor maupun tenaga kerja Indonesia akan mampu memenuhi standar kebutuhan proyek LNG Abadi serta target TKDN di proyek LNG Abadi dapat tercapai,” sebutnya.
Lebih lanjut, Dwi menjelaskan bahwa TKDN ini dapat berupa kebutuhan berbagai barang dan jasa yang telah tersedia di dalam negeri dan mampu memenuhi kebutuhan fase konstruksi dan produksi proyek LNG Abadi. Rinciannya akan terdiri kilang LNG darat, pipa bawah laut, fasilitas pengolahan gas lepas pantai serta fasilitas sumur pemboran bawah laut.
ADVERTISEMENT
Dengan TKDN itu disediakan oleh perusahaan Indonesia di tingkat nasional dan daerah, maka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia juga akan muncul.
Dwi membeberkan, manfaat mega proyek LNG Abadi ini diproyeksikan lebih besar lagi. Berdasarkan hasil studi efek berganda proyek LNG Abadi oleh LPEM Universitas Indonesia dan Universitas Pattimura pada tahun 2018, diproyeksikan bahwa pada masa konstruksi hingga produksi proyek LNG Abadi (yang diasumsikan berlangsung pada tahun 2022-2055 atau selama 33 tahun), delapan sektor industri akan tumbuh.
Sektor yang dimaksud adalah perminyakan dan pertambangan, konstruksi, manufaktur, perhotelan dan restoran, kelistrikan dan gas hilir. Lalu ada pertanian dan perikanan, perbankan dan perumahan, transportasi dan komunikasi.
Diindikasikan juga bahwa tenaga dan waktu kerja yang timbul dengan tumbuhnya berbagai industri tersebut dalam kurun waktu 33 tahun adalah 73.195 orang-tahun atau setara dengan sekitar 152 juta orang-jam (152 million man-hours).
ADVERTISEMENT
"Dari sisi manfaat secara ekonomi, Produk Domestik Bruto secara nasional diproyeksikan naik sebesar USD 153 miliar dan pendapatan rumah tangga nasional juga naik sekitar USD 33,5 miliar dalam kurun waktu 33 tahun tersebut," papar Dwi.
Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Ridwan Jamaluddin, mengatakan bahwa acara sosialisasi ini sangat bagus. Tujuannya, ke depan penggunaan kapasitas nasional benar-benar dapat terwujud, maka diperlukan kontribusi dan sinergi dari semua pelaku industri mulai dari tahapan perencanaan.
Sementara itu, Presiden Direktur Indonesia INPEX Masela Ltd Akihiro Watanabe mengatakan bahwa INPEX mendukung program pemanfaatan TKDN, penggunaan vendor dan penyerapan tenaga kerja Indonesia untuk pengembangan proyek LNG Abadi.
“Proyek LNG Abadi ini sangat penting baik bagi kami maupun bagi Indonesia, sehingga langkah sinergi bersama ini kami dukung sepenuhnya,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Acara sosialisasi proyek LNG Abadi yang dilanjutkan dengan diskusi panel ini dihadiri oleh pejabat eselon 1 dari Kantor Menteri Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perindustrian, Anggota Asosiasi Industri Penunjang Hulu Migas. Diharapkan acara ini memberikan masukan terhadap Roadmap Peningkatan Kapasitas Nasional Terkait Proyek LNG Abadi. Selanjutnya SKK Migas dan INPEX merencanakan melanjutkan sosialisasi ini di Maluku sebagai Lokasi dari LNG Abadi pada kuartal I 2020.