news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Inflasi Januari 2021 Melambat, Pertanda Daya Beli Masih Rendah Akibat Pandemi

1 Februari 2021 13:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang membungkus cabai rawit yang dijualnya di Pasar Kebon Roek, Ampenan, Mataram, NTB, Selasa (26/1). Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang membungkus cabai rawit yang dijualnya di Pasar Kebon Roek, Ampenan, Mataram, NTB, Selasa (26/1). Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada bulan Januari 2021 melemah menjadi 0,26 persen dibandingkan Desember 2020 (month to month/mtm). Angka tahunan juga mengalami perlambatan menjadi 1,55 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, perlambatan inflasi ini merupakan gambaran dari dampak COVID-19 yang belum usai. Menurut dia, permintaan akan komoditas masih sangat lemah, padahal komoditas merupakan pengerek inflasi inti
Berdasarkan catatan BPS, inflasi inti pada Januari 2021 sebesar 0,14 persen atau lebih tinggi dari pada Desember 2020 sebesar 0,05 persen. Namun, secara tahunan inflasi inti melemah menjadi 1,56 persen dibanding Desember 2020 inflasi inti 1,60 persen.
"Jadi kalau kita lihat inflasi inti tahunan perlambatan, yang menandakan permintaan domestik masih lemah,” katanya saat konferensi pers virtual, Senin (1/2).
BPS gelar konferensi pers terkait neraca perdagangan Januari 2020. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi pada Januari ini disebabkan oleh kenaikan harga cabai rawit, ikan segar, tempe, tahu, dan tarif jalan tol. Sementara penghambat inflasi adalah turunnya tarif angkutan udara, harga telur ayam ras, dan bawang merah.
ADVERTISEMENT
"Jadi inflasi yang terjadi pada bulan Januari ini disebabkan adanya pergerakan harga yang bergejolak," katanya.
Menurut Suhariyanto, secara umum pandemi COVID-19 membuat permintaan turun meski produksi atau suplai stabil.