Inflasi Selama Bulan Puasa Tahun Ini Diprediksi 0,23%

4 Juni 2018 7:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rempah dan sayur untuk bahan masakan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rempah dan sayur untuk bahan masakan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) pagi ini akan mengumumkan indeks harga konsumen atau laju inflasi selama bulan Mei 2018. Sejumlah ekonom telah memberikan prediksi bahwa inflasi di Mei 2018 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, inflasi Mei 2018 diprediksi sebesar 0,23% secara bulanan (mtm) dan 3,25% secara tahunan (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 0,39% (mtm) dan 4,33% (yoy).
"Penyebab utama inflasi pada Ramadhan adalah harga pangan (volatile food) dan harga barang dan jasa yang diatur pemerintah (administered price)," ujar Josua kepada kumparan, Senin (4/5).
Menurut dia, komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga pada bulan lalu adalah daging ayam, daging sapi, dan telur ayam. Namun demikian, ada beberapa komoditas yang justru mengalami penurunan harga, yakni beras, bawang putih, dan cabai.
Adapun permintaan ayam dan telur yang cenderung meningkat selama periode puasa ini diperkirakan akan terus meningkat menjelang Hari Raya Idul Fitri 2018. Pemerintah diharapkan harus mengantisipasi dari segi pengelolaan harga pangan.
ADVERTISEMENT
"Melihat perkembangan inflasi 2018, inflasi volatile food tumbuh lebih cepat daripada inflasi headline yang menunjukkan bahwa pasokan komoditas pangan perlu ditingkatkan. Pemerintah harus lebih antisipatif dalam mengelola harga pangan terutama selama musim perayaan yang pada dasarnya terjadi setiap tahun," jelasnya.
Sementara itu, Peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyebutkan laju inflasi selama Mei 2018 sebesar 0,3% (mtm) dan 3,3% (yoy). Inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu akibat beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan, seperti daging ayam ras, telur ayam, dan gula pasir.
"Efek imported inflation akibat pelemahan kurs juga berimbas pada naiknya harga barang konsumsi ditingkat konsumen terutama barang impor. Secara musiman pembelian tiket mudik Lebaran baik moda transportasi darat, laut dan udara akan mendorong inflasi dari sisi transportasi hingga Juni mendatang," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dari sisi permintaan yang tergambar dari inflasi inti diperkirakan masih rendah. Masyarakat masih menahan belanja karena beberapa faktor seperti masa Lebaran berdekatan dengan tahun ajaran baru sekolah sehingga masyarakat cenderung menabung.
"Faktor lain ada kepercayaan konsumen sedikit menurun akibat teror bom berakibat pada rendahnya minat masyarakat belanja di pusat keramaian. Agresifitas pajak dan ekspektasi kenaikan harga energi juga berpengaruh ke consumer confidences," tambahnya.