news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ingin Harga Minyak Turun, Trump Telepon Raja Salman

1 Juli 2018 12:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wilayah kerja Blok Mahakam (Foto: AFP/John Macdougall)
zoom-in-whitePerbesar
Wilayah kerja Blok Mahakam (Foto: AFP/John Macdougall)
ADVERTISEMENT
Di tengah harga minyak yang kembali menyentuh rekor tertinggi sejak akhir 2014, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan mendapat komitmen kenaikan pasokan dari Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz. Dikutip dari Reuters, Pemimpin Arab Saudi itu disebut menjanjikan kenaikan produksi hingga 2 juta barel per hari (bph).
ADVERTISEMENT
"Raja Salman menegaskan bahwa Kerajaan menyiapkan kapasitas cadangan dua juta barel per hari, yang akan digunakan secara hati-hati jika diperlukan untuk memastikan keseimbangan pasar," demikian bunyi pernyataan Gedung Putih yang dirilis Sabtu (30/6) waktu AS.
Pernyataan tersebut menegaskan cuitan yang disampaikan Presiden Trump di akun twiter pribadinya, @realDonaldTrump.
“Baru saja berbicara dengan Raja Salman dari Arab Saudi dan menjelaskan kepadanya bahwa, karena kekacauan dan masalah di Iran dan Venezuela, saya meminta Arab Saudi meningkatkan produksi minyak, mungkin hingga 2 juta barel, untuk membuat perbedaan. Harga (minyak) terlalu tinggi! Dia setuju!” tulis Trump.
Reuters menyebutkan, Arab Saudi memiliki kapasitas produksi minyak maksimal sebesar 12 juta barel per hari. Namun selama ini belum pernah mencapai tingkat produksi sebesar itu. Rekor produksi minyak Arab Saudi pada Juni mencapai 10,8 juta bph.
Presiden Trump bersalaman dengan Raja Salman (Foto: Reuters/Dok.  Saudi Royal Court)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Trump bersalaman dengan Raja Salman (Foto: Reuters/Dok. Saudi Royal Court)
Sebuah sumber mengungkapkan, kerajaan berencana memaksimal kapasitas produksinya pada Juli ini.
ADVERTISEMENT
"Jika benar, produksi minyak sebesar itu (12 juta bph) belum pernah dialami. Untuk mencapainya, secara teori Arab Saudi butuh waktu setahun dan investasi baru," kata konsultan Energy Aspects, Amrita Sen.