Ini 5 Kapal Susi Pudjiastuti yang Akan Dibagikan ke Nelayan Lampung

29 November 2019 20:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Susi Pudjiastuti yang bakal dibagikan di Lampung. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Susi Pudjiastuti yang bakal dibagikan di Lampung. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Lima unit kapal yang akan dibagikan Susi Pudjiastuti ke nelayan nampak telah tertaut di salah satu dermaga di Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, Jumat (29/11).
ADVERTISEMENT
Kapal-kapal itu diangkut dari Muara Baru Jakarta menggunakan truk sejak Kamis malam (28/11). Setelah itu, menurut Staf Susi, Suhana, kapal itu dirakit di Pelabuhan Bakauheni pada Jumat siang.
“Dibawa dari Muara Baru Jakarta oleh Pandu Laut dan tim Susi ke Bakauheni. Di pelabuhan dirakit, lalu dibawa ke sini dengan bantuan tim BKIMP Bakauheni ke Kalianda,” jelas Suhana.
Kapal Susi Pudjiastuti yang bakal dibagikan di Lampung. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Kapal berjenis jukung yang memiliki panjang 9 meter itu, menggunakan mesin tempel merek Yamaha dengan kekuatan 15 PK. Di badan kapal berwarna biru itu, nampak tulisan Susi Pudjiastuti dan Yasarini.
“Untuk daya tampung ikan, kapal ini mampu menampung sampai setengah ton,” jelasnya.
Susi punya memberikan syarat bagi penerima kapal. Pertama, kapal diberikan kepada nelayan terdampak tsunami dan belum mendapat bantuan hingga kini. Selain itu, nelayan yang kapalnya masih menggunakan dayung.
Kapal Susi Pudjiastuti yang bakal dibagikan di Lampung. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
“Ibu Susi inginnya nelayan dayung. Kedua nelayan jukung yang tidak bermesin, istilah Bu Susi kita tukar guling,” tutur Suhana.
ADVERTISEMENT
“Kapalnya buat kita, kita tukar dengan ini. Tapi kapalnya kita enggak ambil sebenarnya. Maksud kita ambil itu, kita serahkan untuk keluarga atau tetangganya yang enggak punya kapal,” sambungnya.
Kelima kapal ini baru akan dibagikan ke nelayan pada hari Sabtu (30/11). Tim Susi bersama Pandu Laut Nusantara baru akan memulai pencarian nelayan yang dirasa laik sebagai penerima.
“Kenapa kita ambil di laut, karena di laut sudah pasti nelayan. Di darat kita agak hati-hati, untuk membuktikan nelayan atau bukan kita enggak tahu,” pungkasnya.