Ini Alasan BI Terbitkan Rupiah Digital Bernama 'Proyek Garuda'

5 Desember 2022 11:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berbicara dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berbicara dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan rupiah digital. Proyek Garuda tersebut akan mengimplementasikan tiga tahap pembentukan rupiah digital.
ADVERTISEMENT
Pertama, uang ini akan digunakan di sektor kredit pinjaman pemerintah dan korporasi (wholesale CBDC/Central Bank Digital Currency) untuk model bisnis penerbitan, pemusnahan, dan transfer antarbank dengan rupiah digital. Kedua, pengembangan model bisnis operasi moneter dan pasar uang.
Ketiga, integrasi wholesale CBDC dengan ritel CBDC secara end-to-end, termasuk sinergi dan kolaborasi secara nasional dan internasional.
"Kenapa Bank Indonesia perlu mengeluarkan digital rupiah? Selalu ada three most important thing in everything," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Talkshow Rangkaian BIRAMA: Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital di Kompleks BI, Senin (5/12).
Pertama, BI merupakan salah satu lembaga negara sesuai undang-undang yang berwenang mengeluarkan digital currency yang disebut digital rupiah.
Kedua, secara demografi, 60 persen masyarakat Indonesia adalah generasi milenial yang menginginkan pembayaran serba digital. Untuk itu, BI ingin melayani masyarakat dengan menghadirkan rupiah digital.
ADVERTISEMENT
"Ada yang masih ingin menggunakan alat pembayaran kertas ada itu biasanya tuo tuo (tua-tua) kayak aku. Ada yang masih ingin menggunakan alat pembayaran berbasis rekening tadi, kartu kartu. Tapi 60 persen dari kita adalah milenial. Apalagi anak anak cucu kita itu memerlukan alat pembayaran digital," terang Perry.
Alasan lain, BI sebagai satu-satunya bank sentral di Indonesia ingin melayani masyarakat untuk tiga jenis pembayaran, alat pembayaran berbasis kertas, kartu, digital rupiah.
Terakhir, memperkuat peran BI di kancah internasional. Ke depan, Bank Indonesia akan menyiapkan konversi digital rupiah ke seluruh mata uang dunia.
"Ke depan, ada konversinya, excahange rate-nya, nilai tukar digital rupiah dengan digital dolar, euro, Thai bath, malay ringgit itu yang kita kembangkan," pungkas Perry.
ADVERTISEMENT