Ini Alasan India Akan Segera Melarang Ekspor Gandum dan Efeknya ke Indonesia

15 Mei 2022 10:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret seorang petani gandum di Suriah ketika mengalami kekeringan. Foto: Yamam al Shaar/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Potret seorang petani gandum di Suriah ketika mengalami kekeringan. Foto: Yamam al Shaar/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemerintah India diketahui akan segera larang ekspor gandumnya. Dikutip dari Reuters, kabar tersebut diumumkan oleh Pemerintah India pada Jumat (13/5) malam.
ADVERTISEMENT
"India telah melarang ekspor gandum dengan segera, kata pemerintah dalam pemberitahuan Jumat malam, karena produsen gandum terbesar kedua di dunia itu mencoba meredakan harga lokal," Sabtu (14/5).
Menurut laporan dari Reuters, pembeli global saat ini mengandalkan produksi gandum dari India setelah pasokan gandum dari wilayah Laut Hitam anjlok, sejak Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari lalu.
Sementara, pada laporan Financial Express, larangan ekspor tersebut dilakukan Pemerintah India atas dasar pengendalian harga gandum di pasar domestik.
Selain itu, Financial Express menulis bahwa larangan ekspor juga datang akibat gangguan pasokan gandum global akibat perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
Efek Larangan Ekspor Gandum ke Indonesia
Potret seorang petani gandum di Suriah ketika mengalami kekeringan. Foto: Yamam al Shaar/REUTERS
Larangan ekspor gandum oleh India tersebut dinilai akan mengganggu pangan Indonesia.Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, jika India melakukan proteksionisme dengan melarang ekspor gandum, maka ini akan sangat berisiko bagi stabilitas pangan di dalam negeri. Terlebih lagi dengan inflasi yang mulai naik.
ADVERTISEMENT
Menurut Bhima setiap tahunnya Indonesia telah mengimpor 11,7 ton gandum dari India, angka tersebut naik 31,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dirinya menyebutkan ada empat dampak yang disebabkan oleh larangan ini. Pertama adalah harga gandum yang telah naik di pasar internasional senilai 58,8 persen dalam setahun terakhir. Menurutnya dengan adanya inflasi pangan maka ini akan menekan daya beli masyarakat.
“Contohnya tepung terigu, mi instan sangat butuh gandum, dan Indonesia tidak bisa produksi gandum. Banyak industri makanan minuman skala kecil yang harus putar otak untuk bertahan di tengah naiknya biaya produksi,” kata Bhima kepada kumparan, Sabtu (14/5).
Tepung Terigu Foto: Thinkstock
Kedua, adalah pelarangan ekspor gandum yang belum diketahui sampai kapan waktunya, menjadikan kekurangan pasokan menjadi ancaman serius. Sebelumnya, dampak dari perang Ukraina-Rusia membuat stok gandum turun signifikan, ditambah dengan larangan ekspor ini, menurutnya, akan berimbas signifikan ke usaha yang membutuhkan gandum.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, dampak ketiga, pengusaha harus segera mencari sumber alternatif selain gandum. Bhima menuturkan bahwa hal ini seharusnya menjadi kesempatan bagi alternatif bahan baku selain gandum, seperti tepung jagung, singkong, hingga sorgum yang banyak ditemukan di Indonesia.
Untuk dampak keempat yaitu, pakan ternak yang sebagian menggunakan campuran gandum, jika harga gandum naik dapat berakibat harga daging dan telur juga naik.
Pedagang daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (7/5/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
Senada dengan Bhima, Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori menjelaskan bahwa dampak dari larangan ekspor gandum oleh India akan membuat harga gandum dunia melonjak.
Dirinya menyebutkan bahwa seberapa besar lonjakan harga itu dinilai tergantung berapa lama larangan ekspor ini diberlakukan. Namun, jika larangan ekspor ini menurutnya dapat menjadi pemicu negara produsen gandum lainnya untuk membuat peraturan serupa.
ADVERTISEMENT
“Kalau itu terjadi, tentu dampaknya serius. Negara-negara importir gandum bersih akan terpukul. Kelaparan dan krisis pangan segera mengintip,” jelasnya.