Ini Alasan Kenapa Prabowo Ikut Terlibat Proyek Tanggul Laut Raksasa Rp 930 T

10 Januari 2024 17:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memberikan sambutan dalam Seminar Nasional Giant Sea Wall di Kempinski, Jakarta, Rabu (10/1/2024). Foto:  YouTube/Kementerian Perekonomian
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memberikan sambutan dalam Seminar Nasional Giant Sea Wall di Kempinski, Jakarta, Rabu (10/1/2024). Foto: YouTube/Kementerian Perekonomian
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah berencana melanjutkan pembangunan tanggul laut raksasa alias giant sea wall sepanjang pantai utara (pantura) Jawa. Pembangunan itu dilakukan guna mencegah penurunan tanah dan kenaikan air laut.
ADVERTISEMENT
Beberapa menteri Jokowi di Kabinet Indonesia Maju terlibat dalam proyek baru ini, ada Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Kemudian ada juga Menteri Perdagangan yang juga Ketua Umum PAN (Partai Amanat Nasional) Zulkifli Hasan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto.
Dalam pidatonya, Prabowo menjelaskan sebagai Menhan dia memang tidak terlibat langsung dalam kajian proyek giant sea wall. Tapi dia mengaku merasa terpanggil untuk lebih memusatkan perhatian kepada masalah giant sea wall.
"Saya sendiri yang tidak terlibat langsung dalam kajian dan pembahasan tersebut. Seolah-olah masalah ini yang merupakan jawaban atas fenomena naiknya permukaan laut, abrasi, hilangnya banyak lahan-lahan kita dan terutama kualitas hidup sebagai rakyat kita sungguh-sungguh mengenaskan," kata Prabowo Subianto, di pembukaan Seminar Nasional tentang Giant Sea Wall Pulau Jawa, Rabu (10/1).
ADVERTISEMENT
Pemerintah mengalokasikan anggaran jumbo untuk realisasi giant sea wall ini. Menurut perhitungan Prabowo, butuh dana hingga USD 60 miliar atau setara Rp 930 triliun. Sementara tahap awal memakan dana Rp 164 triliun.
Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo di GBK Senayan, Minggu (14/5/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Deputi Bidang Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Wahyu Utomo mengaku masih belum tahu tugas masing-masing menteri dalam mega proyek ini. Bahkan, dia bilang masih akan mengkaji siapa saja yang akan terlibat dalam proyek ini.
"(Satgas) belum dibentuk kok. Harus dibikin dulu dong. Nanti dilihat siapa-siapa aja dulu. Pasti ada pengkajian kira-kira siapa saja yang terlibat. Yang pasti masing-masing kementerian akan diajak sesuai tupoksinya," kata Wahyu kepada awak media di Kempinski Jakarta, Senin (10/1).
Namun, Wahyu bilang proyek ini akan dikepalai oleh Kementerian PUPR yang dipimpin Basuki Hadimoeljono. Serta mengajak sejumlah akademisi dan ahli-ahli di bidangnya.
ADVERTISEMENT
"Tadi disampaikan, kalau kita mau bangun ini, hilangkan isu sektoral. Jadi nanti sama-sama dengan teman-teman PUPR yang akan nge-lead, lalu akademisi juga diajak, dan juga ahli-ahli dunia juga kita ajak," ungkapnya.
Di sisi lain, Wahyu mengungkapkan pembangunan tanggul raksasa ini masih berkaitan dengan isu pertahanan khususnya bagian pertahanan ekonomi. Lebih lanjut, Wahyu menilai keterlibatan Prabowo dalam proyek tanggul raksasa karena isu sosial.
"Beliau sebagai pemimpin juga merasa bahwa saya harus ikut terlibat dong. Beliau tadi sampaikan, enggak usah sebagai Menhan, beliau kan juga punya posisi kedudukan politik. Dia juga punya tanggung jawab," tuturnya.