Ini Deretan Para Menteri yang Kena Sindir Jokowi Soal Barang Impor
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Atas hal ini Presiden menyidir beberapa menteri untuk mulai mengalihkan barang impor ke produk lokal. Berikut sindirian Presiden dalam acara Bangga Buatan Indonesia di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/3) yang disiarkan secara daring.
1. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Presiden Jokowi menyebut, tempat tidur untuk rumah sakit di daerah-daerah seperti Yogyakarta, Bekasi dan Tangerang masih beli impor.
“Mau diteruskan, mau saya umumkan kalau saya jengkel, ini RS daerah impor, Kemenkes impor, tak baca nanti karena sekarang gampang banget detail saya lihat,” tegasnya.
Padahal Presiden menyebut anggaran belanja mencapai Rp 36 triliun.
2. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Jokowi mengaku jengkel melihat traktor-traktor yang dipakai petani masih impor. “Traktor-traktor kaya gitu bukan high tech aja impor jengkel saya, saya kemarin dari Atambua, saya lihat traktor Alas Intan, saya lihat nggak boleh pak menteri, gak boleh,” ujar Presiden.
ADVERTISEMENT
3. Menteri Pendidikan dan Budaya Ristek Nadiem Makarim
Jokowi menyampaikan di Kemendikbudristek masih membeli bangku, kursi hingga laptop yang masih impor.
"Urusan masa beli bangku, beli kursi mau impor kita, laptop mau impor kita? kita sudah bisa bikin semuanya itu, sudah bisa bikin semuanya. Sudahlah jangan diterus-terusin,” jelas Presiden.
4. Menteri BUMN Erick Thohir
Jokowi juga tak ketinggalan untuk mengingatkan Erick untuk selalu mengutamakan barang lokal untuk digunakan di BUMN . Bahkan dirinya tak segan-segan perintahkan Erick untuk mengganti Dirut BUMN yang masih doyan impor.
"BUMN, saya sampaikan ke menteri BUMN, dah ganti dirutnya, ganti, ngapain kita? Kementerian, sama saja tapi itu bagian saya itu,” kata Presiden.
Presiden Jokowi kembali menegaskan uang negara yang sudah dimasukkan dalam APBN malah banyak dibelanjakan barang-barang impor. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, APBN 2022 sebesar Rp 2.714,2 triliun yang dialokasikan ke berbagai kementerian, lembaga, dan daerah.
ADVERTISEMENT