Ini Peluang Indonesia Kala India Setop Ekspor Gandum

15 Mei 2022 16:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret seorang petani gandum di Suriah ketika mengalami kekeringan. Foto: Yamam al Shaar/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Potret seorang petani gandum di Suriah ketika mengalami kekeringan. Foto: Yamam al Shaar/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemerintah India akan segera melarang ekspor gandum demi menstabilkan harga domestik. Sebagai salah satu negara pengekspor gandum terbesar, maka larangan ekspor ini dapat berpengaruh terhadap pasokan gandum ke global, salah satunya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu menurut Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Ayip Said Abdullah, Indonesia memiliki alternatif untuk mengatasi larangan ekspor gandum tersebut.
Menurutnya dengan India menyetop ekspor gandum, Indonesia memiliki peluang untuk dorong produksi tepung non gandum.
“Harusnya dijadikan satu peluang bagaimana kita mendorong subtitusi ke tepung gandum ke non gandum,” jelasnya kepada Kumparan, Minggu (15/5).
Potret seorang petani gandum di Suriah ketika mengalami kekeringan. Foto: Yamam al Shaar/REUTERS
Lanjutnya Ayip menambahkan, untuk memproduksi tepung non gandum pemerintah perlu memberikan insentif dengan bentuk-bentuk tertentu atau dengan memastikan lahan yang akan menjadi tempat produksi dapat aman.
Selain itu, dirinya menuturkan, jika pemerintah serius untuk mendorong alternatif pengganti gandum maka diperlukan insentif untuk harga beli.
“Harus berikan Insentif harga mau nanam harganya takut jatuh. Tepung singkong misalnya kala sama gandum harganya jauh dan proses produksinya tidak efisien,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Balasan dari Aksi Indonesia Setop Ekspor CPO?
Ilustrasi kelapa sawit. Foto: Rahmad/ANTARA FOTO
Sementara itu Sekretaris Jenderal Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Mansuetus Darto mengatakan, saat ini memang semua negara sedang unjuk gigi sebagai penghasil produk untuk makanan.
Seperti halnya Indonesia dengan tambang dan sawitnya dan India dengan produk pertaniannya. Namun Darto menyebut peraturan larangan ekspor gandum itu hanya sementara dan hanya sebagai alat untuk negosiasi perdagangan mereka.
"Bisa jadi itu dalam rangka negosiasi perdagangan. Mereka punya gandum dan kita punya sawit yang kita ekspor ke sana sangat besar,” ungkapnya.