Ini Penyebab Harga Minyak Anjlok 2 Persen! Terendah Sebelum Perang Rusia-Ukraina

5 Agustus 2022 8:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minyak mentah. Foto: IhorL/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minyak mentah. Foto: IhorL/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah global turun pada perdagangan Kamis (4/8), ke level terendah sejak sebelum perang Rusia dan Ukraina, karena para pedagang resah atas kemungkinan resesi ekonomi akhir tahun ini yang dapat menghambat permintaan energi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Jumat (5/8), patokan minyak berjangka Brent ditutup turun 2,75 persen menjadi USD 94,12, penutupan terendah sejak 18 Februari. Minyak West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2,12 persen menjadi USD 88,54, penutupan terendah sejak 2 Februari.
Kemunduran harga terjadi setelah aksi jual di pasar minyak, dengan standar harga minyak mentah AS dan Brent masing-masing anjlok 4,0 persen dan 3,7 persen, pada Rabu 3 Agustus lalu.
Data yang dirilis Rabu lalu menunjukkan lonjakan stok minyak mentah AS pekan lalu, memicu kekhawatiran atas pelemahan permintaan.
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah negara itu meningkat 4,5 juta barel selama pekan yang berakhir 29 Juli. Para analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan penurunan 1,7 juta barel dalam pasokan minyak mentah.
ADVERTISEMENT
"Tampaknya pelemahan dari Rabu (3/8) menyusul permintaan bensin tersirat AS yang lebih lemah dari perkiraan, bersama dengan terobosan level dukungan teknis pada Kamis (4/8), telah menyeret minyak lebih rendah," kata Analis UBS, Giovanni Staunovo.
Prospek permintaan tetap diliputi oleh meningkatnya kekhawatiran tentang kemerosotan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa, tekanan utang di negara-negara berkembang, dan kebijakan nol COVID-19 yang ketat di China, importir minyak terbesar dunia.
Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, pada Rabu (3/8/2022) memutuskan akan meningkatkan produksi sebesar 100.000 barel per hari untuk September.