Inovasi KAI di 2019: Seluruh Kereta Akan Dipasang Wifi Gratis

25 Januari 2019 16:34 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kereta Sleeper Resmi di Operasikan. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kereta Sleeper Resmi di Operasikan. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kabar gembira untuk kita semua, kereta api akan dipasang wifi gratis di 2019. Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) Edi Sukmoro mengatakan salah satu inovasi yang bakal didorong di tahun 2019 adalah memasang wifi gratis yang bisa dinikmati penumpang.
ADVERTISEMENT
"Saya harus memulai dengan wifi ini kelihatannya sudah diharapkan oleh semua milenial atau orang yang naik kereta. Karena kalau lihat orang berjam-jam ada wifi saya kira orang akan tenang," katanya kepada kumparan di Kantor Jakarta Railway Center, Jakarta Pusat, Rabu (19 Desember 2018)
Edi melanjutkan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan berbagai hal untuk mewujudkan rencana itu.
"Sekarang lagi diuji coba di Bandung-Jakarta. Karena banyak blank spot yang harus dibenahi," imbuhnya.
Tak hanya menyediakan wifi, Edi menyebut, KAI juga sedang gencar melakukan peremajaan kereta baru.
"Ini total 1.700 lebih kereta, nah 886 itu kurang lebih yang harus kita ganti. Itu 886 itu gini sebagian besar itu yang usia tapi di dalam 886 ada yang tidak layak pakai," ujar dia.
Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia, Edi Sukmoro. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia, Edi Sukmoro. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Sementara untuk penambahan kereta sleeper, PT KAI masih akan melakukan evaluasi terkait penggunaan dan kebutuhan penumpang.
ADVERTISEMENT
"Ini kan sleeper kita jalan nih, apa betul penumpang ini minat, kalau minat kita akan pesan lagi kepada INKA diperbanyak. Nah ini hasilnya setelah Natal itu kita evaluasi terus nanti keputusan tambah berapa jurusan," ucapnya.
Tak hanya memperbaharui kereta, PT KAI juga merencanakan adanya pembenahan stasiun untuk menyesuaikan kebutuhan dan menambah daya tampung penumpang.
"Itu harus dikembangkan karena kapasitasnya yang barangkali satu hari itu mungkin kapasitas maksimumnya cuma 3.000 atau 4.000 itu sekarang sudah mencapai 7.000. Sudah crowded nah itu yang harus kita tata ulang," tegasnya.
Di sisi lain, juga akan ada penataan ulang terkait bakal adanya pembangunan hunian TOD (Transit Oriented Development) di dekat stasiun KRL bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
ADVERTISEMENT