Integrasi PGN-Pertagas Kuasai 96 Persen Bisnis Hilir Gas di Indonesia

8 November 2018 20:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menyiapkan Meter Regulator Station (MRS) untuk penyaluran gas di stasiun induk PT Java Energy Semesta di Gresik, Jawa Timur. (Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyiapkan Meter Regulator Station (MRS) untuk penyaluran gas di stasiun induk PT Java Energy Semesta di Gresik, Jawa Timur. (Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim)
ADVERTISEMENT
Integrasi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dengan PT Pertagas dalam holding BUMN Migas, mengonsolidasikan penguasaan portofolio bisnis hilir gas oleh perusahaan pelat merah, menjadi 96 persen. Dengan begitu, utilitas infrastruktur meningkat dan operasional lebih efisien.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan pembentukan holding migas dapat meningkatkan utilitas infrastruktur dan memperkuat rantai pasok migas, demi peningkatan pelayanan gas bumi ke seluruh Indonesia.
"Infrastruktur PGN dan Pertagas jadi satu, seperti pipa transmisi atau distribusinya, itu bisa lebih meningkatkan utilitas serta efisiensi bagi operasional keduanya," kata Gigih dalam sesi berbagi bersama pekerja di Batam, Kepulauan Riau seperti dikutip dari Antara, Kamis (8/11).
Pembentukan Holding Migas, di mana PT Pertamina (Persero) bertindak sebagai induk perusahaan sektor Migas, termasuk PGN di dalamnya, merupakan strategi memperkuat sektor energi nasional. Ia percaya dengan induk Pertamina, maka entitas usaha milik negara di sektor energi bisa harmonis.
Integrasi infrastruktur PGN dan Pertagas akan memperkuat portfolio hilir gas. Secara langsung, subholding gas itu menguasai lebih dari 96 persen portofolio hilir gas.
ADVERTISEMENT
Hal itu juga menyukseskan ketercapaian target Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) hingga 2025, di antaranya sebanyak 4,7 juta sambungan rumah tangga baru, 6.302 kilometer pipa hilir, dan 5.437 kilometer pipa hulu.
Ilustrasi Perusahaan Gas Negara (PGN). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perusahaan Gas Negara (PGN). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
"Dengan kekuatan tersebut, pelayanan gas bumi untuk semua segmen bisa dinikmati rakyat dari Aceh hingga Papua. Pada akhirnya, visi masa depan adalah menjadikan PGN sebagai pemain bisnis gas yang berskala global, dengan terlebih dulu memperkuat bisnis gas di dalam negeri," kata dia.
Pembentukan holding gas juga merupakan upaya untuk menuntaskan problem membangun kedaulatan energi nasional.
Ia menyatakan, gas bumi merupakan sumber energi potensial yang mempunyai prospek cerah. Apalagi, Indonesia masih menyimpan banyak kandungan gas bumi yang belum dieksplorasi sepenuhnya. Namun, pemanfaatan gas bumi belum optimal karena manajemen rantai pasok yang masih lemah.
ADVERTISEMENT
Terlebih, bagi entitas usaha milik negara, terdapat beberapa korporasi pelat merah yang bermain di sektor yang sama.
Hal itu membuat pengelolaan dan pelayanan dari entitas milik negara menjadi tidak maksimal. Selain itu, bisnis sejenis di dalam BUMN menyebabkan penyebaran infrastruktur dan harga tidak merata. Terutama bagi segmen industri yang masih membutuhkan peyangga dari sisi pasokan bahan bakar.
Di sisi lain, infrastruktur gas yang juga terpisah-pisah menimbulkan kondisi yang tidak ideal bagi penguatan sektor energi nasional.
"Lebih maju dari sekadar sinergi BUMN, untuk sektor energi, pemerintah menyusun langkah maju untuk pembentukan Holding Migas," kata dia.