Investasi Aset Kripto Diprediksi Bakal Kembali Moncer di Akhir 2022

25 Oktober 2022 19:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Trading Kripto. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Trading Kripto. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) memprediksi pasar kripto di Indonesia akan mulai bangkit lagi pada sisa dua bulan di akhir tahun ini. Sebelumnya Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) merilis nilai transaksi aset kripto periode Januari-Agustus 2022 turun 56,35 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Aspakrindo Teguh Kurniawan Harmanda memprediksi pemulihan investasi pasar kripto akan terjadi satu hingga dua bulan ke depan. Menurutnya, ada dua agenda penting pada November mendatang yang diharapkan dapat memberikan angin segar bagi pasar.
"Pada November, AS akan menggelar midterm election yang diperkirakan akan berpengaruh pada kripto dalam hal regulasi. Selain itu, pada pertengahan November nanti juga akan ada pertemuan G20 di Indonesia yang bisa menggerakkan kebijakan perekonomian global," kata Teguh kepada kumparan, Selasa (25/10).
Dari sisi jangka panjang, lanjutnya, ada sentimen positif yang bisa membawa bull run dengan adanya Bitcoin Halving di tahun 2024. Menurutnya hal itu seperti pada siklus Bitcoin Halving yang pernah menyentuh harga rendah di tahun 2018, kemudian reli kencang dan bullish di periode tahun 2020-2021.
Ilustrasi Kripto. Foto: Shutterstock
Menurutnya, secara kolektif market kripto kemungkinan besar memiliki potensi untuk bergerak positif di akhir 2022, namun tetap volatilitas tinggi hingga benar-benar kembali berada di bull market. Dia mengimbau agar investor kripto dalam negeri harus selalu bersikap tenang dan tidak perlu panik.
ADVERTISEMENT
Terlebih, market bearish saat ini menurutnya sudah common dalam dunia kripto. Ada jejak historis bahwa market bearish pernah terjadi sebelumnya, dan bisa rebound dengan mencapai ATH.
"Saat ini mungkin investor bisa melakukan konsep nabung kripto dengan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) dan buy the dip. Namun, sekali lagi perhatikan dulu fundamentalnya apakah kripto yang dibeli akan mengalami kenaikan jangka panjang," ujarnya.
Penyebab Transaksi Kripto Turun
Maraknya aset kripto di Indonesia sejak akhir tahun lalu sempat dikhawatirkan tidak bertahan lama lantaran masyarakat hanya mengikuti tren saja. Disinggung soal itu, Teguh menjabarkan bahwa penurunan transaksi kripto di Indonesia disebabkan lebih kepada efek domino dari apa yang terjadi di global.
Market global tengah dihantam oleh situasi makroekonomi yang kurang baik sepanjang tahun ini. Menurutnya, guncangan sistem keuangan global bisa memberikan efek cukup besar bagi pasar kripto. Guncangan tersebut adalah situasi makroekonomi yang goyah akibat resesi dan geopolitik yang memanas. Hal ini, kata dia, bisa membuat situasi crypto winter bisa terjadi.
ADVERTISEMENT
"Lesunya market kripto juga didorong oleh kebijakan moneter AS, di mana menurut Statista, AS memiliki volume perdagangan Bitcoin terbanyak di bursa. Pengetatan kebijakan The Fed menaikkan suku bunga guna menekan inflasi membuat investor tidak bergairah masuk ke market kripto maupun saham," jelasnya.
Di sisi lain, dia menilai penerapan pengenaan pajak aset kripto juga berpengaruh. Dia mencatat, volume perdagangan kripto di exchange lokal Indonesia terus mengalami penurunan sejak Mei lalu. Selain karena crypto winter, penerapan pajak menurutnya berandil besar. Kendati begitu, ia menilai penerapan pajak tetap menjadi penting.
"Pada dasarnya, kami sebagai pelaku industri aset kripto di Indonesia, kami senang dengan adanya regulasi pajak kripto. Dengan begitu, industri kripto di Indonesia bisa lebih legitimate dan dapat membantu menambah penerimaan negara dari sektor pajak," pungkasnya.
ADVERTISEMENT