Investasi Emas dan Properti Diproyeksi Masih Tetap Digemari di 2023

30 November 2022 11:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Jual-Beli Properti. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jual-Beli Properti. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David E. Sumual memproyeksi tren pertumbuhan ekonomi domestik masih akan tetap kuat di tahun depan. Di tengah kondisi global yang menantang, beberapa instrumen investasi dinilai akan mengalami kenaikan, seperti emas dan properti.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal III 2022 perekonomian Indonesia tumbuh 5,72 persen secara tahunan (yoy). Angka itu lebih tinggi dari pertumbuhan pada kuartal II 2022 yang sebesar 5,44 persen (yoy).
Menurut David, perbankan akan tetap menjaga suku bunga KPR di level yang masih bisa dicapai konsumen. Sehingga, permintaan properti pun diproyeksi masih akan tinggi.
"Indeks Demand Properti Komersial pada kuartal II 2022 juga naik sebesar 1,58 persen (yoy). Hal ini memberikan keyakinan bahwa sektor properti masih akan tetap tumbuh, apalagi perbankan akan tetap menjaga tingkat suku bunga KPR di level yang terjangkau konsumen," ujar David dalam keterangannya, Rabu (30/11).
Ia melanjutkan, sektor properti memberikan dampak berganda atau multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada kuartal III 2022, kontribusi sektor kontruksi terhadap PDB mencapai 9,14 persen, dan 2,47 persen untuk real estate.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, pertumbuhan juga ditunjukkan oleh sektor properti pada kuartal III 2022 dengan capaian yang melampaui level sebelum pandemi sebesar 2,16 persen (yoy) untuk real estate, dan 1,02 persen (yoy) untuk konstruksi," jelasnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT ERA Indonesia Darmadi Darmawangsa menjelaskan, para pengembang properti juga masih optimistis untuk meluncurkan proyek baru. Hal ini juga menandakan permintaan hunian sebagai kebutuhan primer terus meningkat.
“Itu karena hunian merupakan kebutuhan primer, sehingga demand akan selalu ada. Masih banyak sekali orang yang butuh hunian dan belum terpenuhi,” katanya.
Dalam kurun 40 tahun terakhir, lanjut Darmadi, 90 persen penduduk kelas menengah atas di Indonesia kekayaannya berasal dari kepemilikan properti. “Kalau tidak investasi di properti, pasti kekayaannya akan tergerus inflasi. Sebab salah satu yang bisa menutup inflasi memang dari kenaikan harga properti,” katanya.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan, harga properti akan terus meningkat. Untuk itu, Darmadi mengatakan bahwa saat ini dinilai sebagai waktu yang tepat untuk berinvestasi.
“Bukan hanya properti, kenaikan harga komoditas lain juga tidak dapat diprediksi. Coba lihat harga batu bara April 2021 saat pandemi, harganya hanya USD 51, namun setelah pandemi di Oktober 2022 harganya sudah melesat USD 351. Jadi sebenarnya saat ini best time to invest di properti,” jelas dia.
Properti Podomoro Golf View. Foto: Dok. Agung Podomoro Land
Marketing Director PT Agung Podomoro Land Tbk Agung Wirajaya menyampaikan, industri properti akan tetap tumbuh positif tahun depan. Menurutnya, ekonomi Indonesia memiliki fundamental yang baik dan diprediksi akan terus tumbuh positif di 2023.
"Dengan berbagai perubahan pasca COVID-19, sebagai pengembang kami dituntut untuk melakukan berbagai terobosan agar proyek-proyek properti kami sesuai dengan kebutuhan masa kini dari konsumen. Strategi itu yang telah dilakukan oleh Agung Podomoro dalam tiga tahun terakhir dan berhasil," jelas Agung.
ADVERTISEMENT
Dia melanjutkan, Agung Podomoro meluncurkan hunian di Kota Podomoro Tenjo dan terjual hingga 4.500 unit. Bahkan apartemen Podomoro City Deli Medan yang di bangun APL di Medan sold out dalam waktu singkat.
“Saat orang mundur, kami selalu terus melaju. Di saat orang menahan penjualan dan ekspansi, kami jalan terus. Sebab kebutuhan hunian masih sangat besar sekali gap-nya," tuturnya.
Chief Marketing Officer Bukit Podomoro Jakarta Zaldy Wihardja mengatakan, keyakinan APL dalam menatap 2023 itu dibuktikan dengan tetap berinvestasi dan membangun properti di kawasan Jakarta Timur. Menurutnya, kenaikan harga tanahnya relatif terlambat dibandingkan wilayah Jakarta yang lain.
"Kami membangun Bukit Podomoro Jakarta karena potensi pertumbuhannya masih sangat tinggi. Saat ini harga tanahnya masih sekitar 20-25 juta per meter, separo dari harga di Jakarta Pusat dan Selatan. Tapi saya yakin 3-4 tahun lagi harga tanah di Jakarta Timur akan melejit," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ia lalu mencontohkan kenaikan harga rumah di Bukit Podomoro satu tahun terakhir yang berkisar 10-15 persen. Kenaikan tersebut, sudah lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi. “Properti pasti naik terus. Kalaupun stagnan, pasti tidak lama akan naik lagi," tambahnya.