Investasi Emas Masih Menarik, Harganya Naik Lagi

19 Januari 2021 7:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilsutrasi emas batangan. Foto: Reuters/Edgar Su
zoom-in-whitePerbesar
Ilsutrasi emas batangan. Foto: Reuters/Edgar Su
ADVERTISEMENT
Investasi emas masih menarik, hal ini mengacu pada harga komoditas itu di pasar dunia yang kembali naik pada perdagangan Selasa (19/1) pagi WIB. Sebelumnya pada akhir pekan lalu harga emas untuk kontrak berjangka sempat turun tajam.
ADVERTISEMENT
Kenaikan ini dipengaruhi oleh ekspektasi stimulus fiskal tambahan di Amerika Serikat (AS), yang mendukung daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, terangkat USD 6,90 atau 0,38 persen di posisi USD 1.836,80 per ounce. Pada Jumat (15/1) akhir pekan lalu, emas berjangka anjlok USD 21,5 atau 1,16 persen menjadi USD 1.829,90.
Pada pekan lalu, harga emas untuk kontrak berjangka naik turun bak roller coaster. Pada Kamis (14/1) turun USD 3,5 atau 0,19 persen menjadi USD 1.851,40 per ounce, setelah pada Rabu (13/1) terangkat USD 10,7 atau 0,58 persen menjadi USD 1.854,90 per ounce, dan pada Selasa (12/1) merosot USD 6,6 atau 0,36 persen menjadi USD 1.844,20 per ounce.
Kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden dan calon Wakil Presiden Kamala Harris setelah menerima pencalonan presiden dari Partai Demokrat 2020 di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, pada 20 Agustus 2020. Foto: Kevin Lamarque/REUTERS
"Pemerintah baru (AS) akan memberikan lebih banyak stimulus ekonomi dan juga kebijakan Federal Reserve AS tidak mungkin menjadi lebih hawkish di masa depan," kata analis Commerzbank, Eugen Weinberg.
ADVERTISEMENT
"Oleh karena itu, kami cenderung melihat dukungan lanjutan untuk harga emas," lanjutnya.
Presiden terpilih AS Joe Biden menyusun rencana stimulus USD 1,9 triliun untuk membantu ekonomi dan meningkatkan peluncuran vaksinasi terhadap COVID-19.
Sementara Ketua Fed Jerome Powell mengatakan tidak ada alasan untuk mengubah sikap akomodatif bank sentral mengingat kedalaman masalah ekonomi akibat pandemi.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang dapat dihasilkan dari stimulus yang meluas.