Investasi Lambat, Sri Mulyani Minta Bahlil untuk Kerja Keras

17 Februari 2020 18:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan dalam acara "Indonesia Economic and Investment Outlook 2020". Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan dalam acara "Indonesia Economic and Investment Outlook 2020". Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capaian pertumbuhan investasi pada 2019 tercatat meleset dari target pemerintah. Di depan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengingatkan soal realisasi yang tak sesuai target tersebut.
ADVERTISEMENT
“Pertumbuhan investasi sangat rendah. Pak Bahlil harus bekerja keras. Di kuartal IV 2019 investasi hanya tumbuh sedikit di atas 4 persen. Angka ini jauh lebih rendah dari ekspektasi saya bahwa investasi bisa tumbuh di atas 6 persen. Jadi ini sangat rendah,” ungkap Sri Mulyani di Indonesia Economic and Investment Outlook 2020 di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (17/2).
Seperti diketahui sepanjang 2019, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang merupakan indikator investasi hanya tumbuh 4,45 persen. Angka itu jauh lebih rendah dari realisasi 2018 sebesar 6,64 persen.
Tak hanya investasi, pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga tercatat stagnan. Pada 2019, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh sebesar 5,04 persen. Realisasi itu bahkan melambat jika dibandingkan dengan posisi 2018 lalu yang sebesar 5,05 persen. Padahal, konsumsi rumah tangga selalu digadang-gadang sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (tengah) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (28/1). Foto: Helmi Afandi/kumparan
Melambatnya konsumsi rumah tangga dan realisasi investasi yang tak sesuai target ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mentok di 5,02 persen pada 2019. Lebih rendah dibandingkan realisasi 2018 yang tercatat 5,17 persen.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Sri Mulyani berharap kinerja konsumsi dan investasi bisa membaik tahun ini. Sehingga harapannya pertumbuhan ekonomi juga akan membaik. Apalagi pemerintah telah memberikan beragam insentif fiskal untuk mendorong laju investasi. Terbaru, pemerintah juga telah merancang Undang-undang Omnibus Law Perpajakan dan Cipta Kerja.
Tak hanya itu, Sri Mulyani juga mengklaim pihaknya telah menyerahkan estafet kewenangan pengurusan proses pengajuan tax holiday kepada BKPM. Seharusnya pengusaha bisa semakin mudah mengajukan fasilitas tersebut. Artinya, kini kendali ada di tangan Bahlil sebagai Kepala BKPM. Sri Mulyani pun berharap, Bahlil bisa membuat gebrakan untuk mendongkrak investasi.
“Jadi sekarang bolanya ada di Pak Bahlil. Saya berharap tentu Pak Bahlil bisa langsung mencetak gol,” tandasnya.