Investor Sambut Positif Dibukanya Ekspor CPO, Saham Emiten Sawit Melejit

23 Mei 2022 10:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IHSG. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah resmi membuka kembali ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil) atau CPO dan bahan baku turunannya mulai hari ini, Senin (23/5). Saham-saham emiten sawit melesat usai pembukaan perdagangan hari ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data RTI Business pada pukul 09:12 WIB, saham PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) mencatatkan kenaikan tertinggi setelah menguat 3 poin atau 2,52 persen ke level 122 per saham. Saham berikutnya yakni PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) tambah 25 poin atau 2,12 persen ke level 1.205 per saham.
Menyusul SSMS, PT Smart Tbk (SMAR) melesat 75 poin atau 1,5 persen ke level 5.075 per saham. PT Austindo Nusantara Jaya (ANJT) bergerak naik 10 poin atau 0,99 persen ke level 1.020 per saham. Selanjutnya, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) naik 6 poin atau 0,35 persen ke level 1.440 per saham.
Analis Ajaib Sekuritas Yazid Muammar mengatakan respons investor sangat positif terhadap kebijakan pemerintah yang membuka kembali keran ekspor CPO. Hal ini terlihat dari saham blue chip emiten CPO yang mulai naik sejak Jumat (20/5) lalu.
ADVERTISEMENT
“Kenaikan saham-saham CPO ini dikarenakan menyesuaikan sentimen positif dibukanya keran ekspor. Secara umum, harga CPO masih tinggi sehingga saham-saham CPO masih potensial untuk buy dan hold hingga akhir tahun 2022,” katanya kepada kumparan, Senin (23/5).
Yazid merekomendasikan saham emiten sawit untuk jangka pendek dan menengah. Sementara untuk jangka panjang tidak disarankan karena saham tersebut termasuk golongan saham cyclical.
Meskipun Gozco Plantations Tbk (GZCO) menjadi pemberat IHSG hari ini, Yazid mencermati GZCO lebih mahal secara valuasi dari saham blue chip CPO. GZCO mempunyai market cap yang kecil yakni Rp 1,3 triliun, sehingga pergerakannya kurang berpengaruh untuk IHSG.
Pekerja membongkar muat Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke atas truk. Foto: ANTARA FOTO/ Akbar Tado
Sementara itu, tim riset Indo Premier Sekuritas merekomendasikan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan time horizon 1-5 hari. Pencabutan larangan ekspor CPO menjadi sentimen positif bagi AALI.
ADVERTISEMENT
“Hari ini efektif larangan ekspor kelapa sawit akan dicabut namun pemerintah akan menerapkan aturan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) baru dengan kewajiban penyediaan 10 juta ton supply dalam negeri,” tertulis dalam risetnya.
Indo Premier Sekuritas menjelaskan harga AALI ditutup di atas EMA5,10 dan membentuk pola long white marubozu yang merupakan sinyal bullish continuation, stochastic netral, dan MACD bullish crossover. Tim riset merekomendasikan take profit sebagian di level 13.175-13.425 per saham.