Investor Tunggu Keputusan The Fed, Wall Street Melemah

26 Januari 2022 6:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
ADVERTISEMENT
Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (25/1). Pelemahan disebabkan karena investor menanti keputusan Federal Reserve atau The Fed tentang kenaikan suku bunga, yang menyebabkan kebijakan Bank Sentral AS itu menjadi lebih agresif atau hawkish. Di sisi lain, ketegangan geopolitik yang sedang meningkat turut menciptakan gejolak pasar.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Rabu (26/1), Dow Jones Industrial Average turun 94,28 poin, atau 0,27 persen menjadi 34.270,22, S&P 500 kehilangan 44,38 poin, atau 1,01 persen menjadi 4.365,75 dan Nasdaq Composite turun 244,15 poin, atau 1,76 persen menjadi 13.610,98.
Kemarin, para anggota Federal Open Market Committee (FOMC) melakukan pertemuan untuk membahas kebijakan moneter. Pertemuan tersebut akan berlangsung dua hari.
Pada hari Rabu waktu setempat, Ketua The Fed Jerome Powell, direncanakan bakal memberikan pernyataan terkait rencana bank sentral untuk menaikkan suku bunga demi meredam inflasi.
Di saat bersamaan, juga tengah terjadi ketegangan geopolitik yang menambah ketidakpastian investor. Seperti diketahui NATO dan Amerika Serikat menempatkan pasukan siaga tinggi, mengantisipasi pasukan Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina.
ADVERTISEMENT
Ketegangan tersebut mendorong kenaikan harga minyak mentah di tengah kekhawatiran atas pengetatan pasokan. Namun di sisi lain, kondisi ini memberikan sentimen positif bagi emiten sektor energi.
Pada perdagangan kemarin, sektor energi membukukan kenaikan tertinggi di antara 11 sektor utama pada indeks S&P 500. Sementara saham teknologi mengalami penurunan persentase terbesar.
Musim pelaporan kuartal keempat berjalan lancar, dengan 79 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangan mereka. Dari jumlah tersebut, 81 persen telah memberikan hasil yang lebih baik dari perkiraan.
Para analis melaporkan bahwa terjadi pertumbuhan pendapatan agregat S&P 500 sebesar 24,1 persen untuk periode Oktober-Desember.
Musim pendapatan kuartal keempat telah dimulai dengan catatan beragam. Kini semua perhatian tertuju pada pendapatan perusahaan mega-cap seperti Microsoft, diikuti oleh Apple dan Tesla yang akan merilis laporan kinerjanya pada akhir pekan ini.
ADVERTISEMENT
Saham General Electric Co turun 6,3 persen setelah industri tersebut terbebani oleh gangguan pasokan global. Perseroan juga melaporkan penurunan pendapatan kuartalan. Sementara itu saham IBM naik 5,1 persen setelah raksasa IT tersebut mengalahkan perkiraan Wall Street.
Sementara itu, saham Johnson & Johnson naik 2,5 persen setelah perseroan memperkirakan penjualan vaksin bakal melonjak 46 persen pada 2022.