Iran-Israel Memanas, ESDM & Pertamina Bikin Simulasi Dampaknya ke Harga Minyak

16 April 2024 13:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Migas Tutuka Ariadji di International Convention Oil and Gas of Indonesia Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022) di Nusa Dua, Bali, Rabu (23/11/2022). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Migas Tutuka Ariadji di International Convention Oil and Gas of Indonesia Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022) di Nusa Dua, Bali, Rabu (23/11/2022). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji mengatakan, sudah melakukan simulasi-simulasi dampak eskalasi konflik di Timur Tengah terhadap harga minyak.
ADVERTISEMENT
Adapun berbagai parameternya seperti kurs, ICP (Indonesian Crude Oil Price) atau harga patokan minyak mentah Indonesia, serta faktor-faktor lainnya.
"Kita bersama Pertamina jadi hasilnya udah ada tapi kita gak publish nanti kita kaji lagi bersama dan nanti tentunya dengan Pak menteri," ujarnya usai acara halal bihalal di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (16/4).
"Pada intinya, peran dari selat Hormuz itu penting sekali. Selat hormuz itu kan bisa dipegang dikelola oleh Iran jadi segitu menentukan itu bagaimana Pertamina menyikapi hal itu termasuk pemenuhan pasokannya tadi saya bilang pertamian udah kontrak tapi untuk lebih aman kan harus mana lagi yang harus kita support lagi," sambungnya.
Foto udara anjungan lepas pantai lapangan Bekapai Pertamina Hulu Mahakam di Kalimantan Timur, Rabu (27/3/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Tutuka menyatakan, sejauh ini pasokan dari Pertamina masih relatif aman. "Kalau kita melihat potensi, melihat cadangan di tempat lain dan produksi di tempat lain itu perlu dimana saja untuk bisa supply kita," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah menjalin kerja sama dengan berbagai negara yang memiliki cadangan besar dan ekspor minyak dari belahan dunia. Pihaknya bersama BUMN memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri melalui impor dari negara-negara eksportir untuk jangka lama.
Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah memastikan tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) seiring Iran menembakkan rudal dan meluncurkan drone ke Israel. Keputusan tersebut mengikuti Pertamina yang tidak menaikkan harga BBM baik subsidi maupun nonsubsidi hingga Juni 2024
“Ya masih seperti itu (harga BBM tidak naik) karena sekali lagi, kami masih berpikiran ini short term. Karena kecenderungan dunia atau banyak pihak itu, tidak menginginkan harga (minyak) yang tidak terlalu tinggi,” ujarnya.
Adapun harga minyak dunia ditutup lebih rendah pada penutupan perdagangan Senin (15/4) setelah serangan Iran terhadap Israel. Iran adalah negara produsen dengan kapasitas lebih dari 3 juta barel minyak mentah per hari.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Brent berjangka untuk pengiriman bulan Juni ditutup pada USD 90,10 per barel, turun 35 sen, atau 0,4 persen. Minyak mentah berjangka AS untuk pengiriman Mei turun 25 sen, atau 0,3 persen menjadi USD 85,41 per barel.