Ironi Komoditas Gula di RI: Dari Pengekspor, Sekarang Jadi Importir Terbesar

19 Oktober 2020 17:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Gula produksi BUMN PT RNI. Foto: Dok. RNI
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Gula produksi BUMN PT RNI. Foto: Dok. RNI
ADVERTISEMENT
Komoditas gula di Indonesia sempat merajai dunia dengan menjadi salah satu negara pengekspor terbesar di dunia. Namun, kondisinya saat ini sudah berubah drastis.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III Holding (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menyayangkan Indonesia yang saat ini malah menjadi pengimpor gula.
“Khusus untuk gula itu sangat menyedihkan gambarannya. Gula kita pada 1930 kita itu menjadi negara pengekspor gula nomor 2 terbesar di dunia, 2,5 juta ton kita ekspor ke luar negeri, itu 1930,” kata Ghani saat webinar yang digelar MarkPlus, Senin (19/10).
“Tapi saat ini Indonesia dikenal sebagai negara yang menjadi importir terbesar di dunia,” tambahnya.
Ghani menegaskan kondisi tersebut harus segera kembali diubah atau diperbaiki. Ia merasa pandemi menjadi momentum memperkuat komoditas substitusi impor dan juga penguatan dari sisi ekspor.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tinjau pabrik gula di Cilegon, Rabu (8/4). Foto: Dok: Kementerian Pertanian
Ghani lalu memaparkan data di tahun 2019 saja menunjukkan dari 6,2 juta ton kebutuhan gula, ada 4 juta ton yang harus impor. Sehingga sisa 2 juta lebih baru dihasilkan dalam negeri. Menurutnya kondisi tersebut tidak bisa terus dibiarkan.
ADVERTISEMENT
“Dari produksi dalam negeri yang hanya 2 juta itu BUMN separuhnya, jadi separuhnya swasta,” ujar Ghani.
Untuk itu, pemerintah harus memperhatikan kondisi tersebut seperti kebijakan terkait impor raw sugar dari BUMN yang saat ini hanya 1 persen. Sehingga perusahaan yang bergerak di gula bisa bersaing dan melanjutkan bisnisnya.
“Ini yang perlu ke depan kebijakan pemerintah bagaimana supaya BUMN itu yang menghasilkan lebih separuh gula dari tebu ini diberikan proteksi untuk memberi kesempatan dia tumbuh berkembang dengan diberikan alokasi impor raw sugar,” tutur Ghani.