Istana Klaim Jokowi Berhasil Jaga Defisit dan Inflasi

23 Agustus 2018 20:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi saat pengukuhan anggota Paskibraka Nasional di Istana Negara, Rabu (15/8/2018). (Foto: Dok Kemenpora)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi saat pengukuhan anggota Paskibraka Nasional di Istana Negara, Rabu (15/8/2018). (Foto: Dok Kemenpora)
ADVERTISEMENT
Pemerintah mengklaim bahwa postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah terjaga baik.
ADVERTISEMENT
Staff Khusus Presiden Ahmad Erani Yustika menuturkan, porsi APBN saat ini dalam kondisi sehat. Hal tersebut dilihat dari defisit APBN yang terus mengalami penurunan serta laju inflasi yang selalu terjaga di bawah 4 persen.
“Pada 2014 defisit APBN sebesar 2,25 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka defisit APBN sempat naik pada 2015 sebesar 2,58 persen dari PDB,” ungkap Erani di Resto Tjikini Lima, Jakarta, Kamis (23/8).
Meski sempat naik, laju defisit berhasil kembali ditekan pada 2016 menjadi 2,49 persen dari PDB. Sementara tahun lalu, defisit APBN mampu turun menjadi 2,12 persen dari PDB. Tahun ini, pemerintah mengasumsikan defisit APBN sebesar 1,84 persen dari PDB.
Sedangkan laju inflasi pada 2015 tercatat di level 3,35 persen, pada 2016 3,02 persen, pada 2017 3,61 persen dan 2018 ditargetkan laju inflasi berada di level 3,18 persen.
ADVERTISEMENT
Jokowi di Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2017 (Foto: Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2017 (Foto: Biro Pers Setpres)
Erani mengatakan, laju inflasi yang terjaga tersebut merupakan sebuah pencapaian yang baik dari pemerintahan Jokowi. Sebab dibandingkan dengan era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) inflasi tercatat cukup berfluktuatif. Pada 2005 inflasi mencapai 17,11 persen, 2006 sebesar 6,6 persen, 2007 sebesar 6,59 persen, 2008 sebesar 11,06 persen dan 2009 turun drastis di posisi 2,78 persen.
Sedangkan pada periode pemerintahan SBY yang kedua, inflasi juga masih tercatat fluktuatif. Pada 2010 inflasi di level 6,96 persen, 2011 sebesar 3,79 persen, 2012 sebesar 4,3 persen, 2013 sebesar 8,38 persen dan 2014 sebesar 8,36 persen.
Menurut Erani, indikator ekonomi yang sehat bisa dilihat dari rendahnya laju inflasi. Terjaganya inflasi menurut Erani juga memberikan andil pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil. Untuk itu menurutnya, menjaga inflasi di level yang rendah bukanlah hal yang mudah dilakukan sebuah pemerintahan.
ADVERTISEMENT
"Coba cek dan tunjukkan ke saya, ada enggak satu pemerintahan yang bisa dalam 4 tahun berturut-turut inflasinya di bawah 4 persen? Cek aja datanya. Belum ada dalam sejarah inflasi 4 tahun berturut-turut di bawah 4 persen. Itu enggak gampang," tandasnya.