Isu Ketenagakerjaan di Debat Cawapres: Kartu Pra Kerja vs OK OCE

16 Maret 2019 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno di pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilihan umum tahun 2019 di KPU. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno di pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilihan umum tahun 2019 di KPU. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Debat pilpres putaran ketiga yang mempertemukan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 dan 02 akan digelar Minggu (17/3). Debat cawapres ini mengusung tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial dan budaya.
ADVERTISEMENT
Masing-masing cawapres, yakni Sandiaga Uno dan Ma'ruf Amin telah menyiapkan sejumlah amunisi untuk menarik hati masyarakat. Salah satu hal yang dinanti masyarakat dari debat pilpres putaran ketiga ini adalah solusi untuk menekan tingkat pengangguran di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statsitik (BPS), angkatan kerja pada Agustus 2018 sebanyak 131,01 juta jiwa, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 128,06 juta jiwa. Dari jumlah angkatan kerja tersebut, hanya 124,01 juta orang yang bekerja, sementara sisanya atau 7 juta jiwa orang masih menganggur.
Dari jumlah pengangguran tersebut, sebesar 11,24 persennya atau sekitar 786.800 jiwa merupakan lulusan SMK.
Masing-masing cawapres nomor urut 01 dan 02 juga telah memiliki program untuk menekan jumlah pengangguran saat ini, yakni program OK OCE dan Kartu Pra Kerja.
ADVERTISEMENT
OK OCE
Anggota Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Drajad Wibowo mengatakan, pihaknya berjanji akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk menekan angka pengangguran, salah satunya dengan program One Kabupaten Kota One Center For Entrepreneurship (OK OCE) sebagai pusat gerakan kewirausahaan di tiap-tiap kabupaten.
"Pak Prabowo-Sandi akan mengutamakan tenaga kerja lokal dibandingkan dengan asing, pemberian insentif bagi startup berbasis inovasi, program OK OCE, dan wisata halal,” kata Drajad kepada kumparan, Sabtu (17/3).
Tak hanya itu, generasi muda yang belum mendapatkan pekerjaan juga akan disediakan program pelatihan dan magang secara intensif. Drajad menilai, cara tersebut jauh lebih mendidik dan menghormati anak muda yang belum mendapatkan kesempatan kerja.
Dia pun menegaskan, capres-cawapres nomor urut 02 tak ingin menyediakan insentif gaji kepada pemuda yang belum mendapatkan kerja. Alasannya, generasi muda merupakan aset bangsa yang seharusnya bisa didorong untuk menciptakan lapangan kerja, bukan sebaliknya yang terus meminta.
ADVERTISEMENT
“Justru kita perlu mendorong mereka menjadi generasi yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan atau pekerja dengan keahlian yang tinggi,” katanya.
Sementara itu, Sandi sebelumnya juga mengatakan, program yang sudah berjalan selama hampir dua tahun di Jakarta itu mulai menunjukkan hasil konkret. Di Jakarta, sudah ada 60.000 pendaftar OK OCE dan diklaim telah mengurangi pengangguran hingga 20.000 orang di Jakarta.
"Sekarang kita bawa ke nasional. Insya Allah pengangguran di nasionalnya juga akan turun. Lima tahun ke depan ini adalah kebangkitan kita," kata Sandi.
Selain OK OCE, Sandi juga akan meluncurkan Rumah Siap Kerja yang merupakan bagian dari OK OCE untuk mempersiapkan masa depan anak-anak muda. Rumah Siap Kerja ini adalah rumah yang dikhususkan bagi anak muda untuk mendapat peluang kerja dengan konsep link and match, yakni menyambungkan penyedia lapangan kerja dan pencari lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
"Memberi pelatihan agar anak muda terampil memberi informasi akurat tentang revolusi industri 4.0," kata dia.
Kartu Pra Kerja
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin Ace Hasan menuturkan, untuk mengatasi persoalan pengangguran, capres-cawapres nomor urut 01 akan menyiapkan Kartu Pra Kerja. Menurutnya, kartu tersebut merupakan investasi bangsa untuk jangka panjang bangsa dengan tujuan menciptakan SDM yang memiliki keterampilan, berkualitas, dan daya saing.
"Kami berkeyakinan dengan kebijakan Kartu Pra-Kerja ini Presiden menginginkan SDM, baik lulusan baru maupun yang ingin beralih profesi, memiliki kesiapan memasuki dunia kerja maupun dalam membuka usaha dengan pelatihan yang terstruktur dan sistematis," katanya.
Nantinya, pihak swasta juga akan dilibatkan untuk mendukung Kartu Pra Kerja tersebut, utamanya yang membutuhkan tenaga kerja terampil dan siap bekerja.
ADVERTISEMENT
"Keterlibatan dunia swasta dan industri menjadi penting dalam rangka mendorong kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha," jelas Ace.
Adapun pemegang Kartu Pra Kerja tersebut adalah lulusan SMA, SMK, D3, dan S1. Pemegang kartu juga berhak mendapatkan pelatihan kerja.
Tak hanya itu, capres nomor urut 01 Joko Widodo juga sebelumnya menjanjikan para pemegang Kartu Pra-Kerja tersebut mendapatkan honor hingga waktu tertentu.
Namun Ace bilang, penerima honor itu akan dipantau proses pelatihan dan pencarian kerjanya.
"Kalau sudah pelatihan tapi belum dapat kerja, bisa mendapatkan insentif berupa honor. Nah, honor ini tentu sampai dia bekerja dan akan dicek nanti progresnnya oleh pemerintah. Kenapa belum bekerja dan lain-lain. Akan dibantu disalurkan ke perusahaan-perusahaan," tambahnya.
ADVERTISEMENT