news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

IUAE-CEPA Jadi Oleh-oleh Jokowi dari Uni Emirat Arab, Apa Manfaatnya buat RI?

2 Juli 2022 16:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan CEO Abu Dhabi Holding Mohamed Hassan Al Suwaidi, dan Executive Director Lulu Group Ashraf Ali di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, Jumat (1/7).  Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan CEO Abu Dhabi Holding Mohamed Hassan Al Suwaidi, dan Executive Director Lulu Group Ashraf Ali di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, Jumat (1/7). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) meneken Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Emirat Arab (IUAE–CEPA). Penandatanganan IUAE-CEPA dilakukan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan Menteri Ekonomi UEA Abdulla bin Touq Al Marri, Jumat (1/7).
ADVERTISEMENT
Mendag menyatakan, penandatanganan IUAE–CEPA menjadi momentum bersejarah, karena ini kali pertama Indonesia memiliki perjanjian dagang dengan negara di Kawasan Teluk. Perjanjian itu juga menjadi salah satu hasil kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Abu Dhabi, UEA.
"Presiden Jokowi menyambut positif penyelesaian persetujuan IUAE–CEPA. Persetujuan ini menjadi pintu masuk Indonesia ke UEA yang merupakan hub untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara tujuan ekspor nontradisional seperti di kawasan Teluk, Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan," kata Mendag Zulkifli Hasan, Sabtu (2/7).

Penurunan Tarif dan Ekonomi Syariah

Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), Djatmiko Bris Witjaksono, mengatakan salah manfaat IUAE-CEPA bagi Indonesia adalah penurunan dan penghapusan tarif bea masuk sekitar 94 persen dari total pos tarif.
Petugas memindahkan Peti Kemas ke truk pengangkus di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Persetujuan IUAE–CEPA mencakup pengaturan di bidang perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, ekonomi Islam, ketentuan asal barang, serta prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjutnya, juga mencakup kerja sama ekonomi, pengadaan barang dan jasa pemerintah, usaha kecil dan menengah, perdagangan digital, serta ketentuan hukum dan isu kelembagaan.
Isu ekonomi Islam dalam IUAE–CEPA ini juga menjadi satu catatan sejarah bagi Indonesia. Pasalnya, untuk kali pertama, isu ekonomi Islam/syariah dimasukkan sebagai salah satu cakupan persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif dengan negara mitra dagang Indonesia.
"Pengaturan pada bab terkait ekonomi Islam dalam IUAE–CEPA, yang merupakan terobosan unik bagi Indonesia dalam upaya pengembangan kerja sama terkait ekonomi Islam, antara lain melibatkan saling diakuinya sertifikasi halal masing-masing negara, usaha kecil dan menengah, serta ekonomi digital," ujarnya.
Ilustrasi Bank Syariah. Foto: Shutterstock
Masih dalam bab yang sama, lanjut Djatmiko, turut diatur kerja sama pengembangan sektor ekonomi Islam yang mencakup bahan mentah, makanan dan minuman, obat-obatan dan kosmetik, modest fashion, pariwisata, media dan rekreasi, serta pembiayaan Islami.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan analisis cost benefit dan prognosa IUAE–CEPA, dalam sepuluh komoditas ekspor utama Indonesia ke UEA diproyeksikan meningkat sebesar USD 844,4 juta atau meningkat 53,90 persen. Selain itu impor Indonesia dari UEA diproyeksikan naik USD 307,3 juta atau sekitar 18,26 persen.

Perdagangan RI-Uni Emirat Arab

Total perdagangan Indonesia-UEA pada 2021 mencapai USD 4 miliar dolar atau meningkat 37,88 persen dibandingkan tahun 2020 yang sebesar USD 2,9 miliar. Pada 2021 ekspor Indonesia ke UEA mencapai USD 1,9 miliar atau meningkat 52,15 persen dibandingkan ekspor tahun 2020 sebesar USD 1,2 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke UEA yaitu barang perhiasan dan bagiannya, minyak sawit dan turunannya, kendaraan bermotor, apparatus (peralatan) elektronik untuk telepon seluler, dan apparatus penerimaan untuk televisi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu impor Indonesia dari UEA tahun 2021 mencapai USD 2,1 miliar atau meningkat 27,33 persen dibandingkan 2020 yang sebesar USD 1,7 miliar. Komoditas impor utama yakni produk setengah jadi dari besi atau baja, alumunium tidak ditempa, emas, sulfur, dan polimer propilena.