Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Iuran BPJS Ketenagakerjaan Terkumpul Rp 50 Triliun
9 Desember 2017 17:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Jelang akhir tahun 2017, beberapa indikator target kinerja BPJS Ketenagakerjaan telah menunjukkan hasil yang dapat dikatakan baik.
ADVERTISEMENT
Direktur utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan, tercapainya segala target lembaganya pada tahun 2017 menurutnya tak lepas dari dukungan seluruh pemangku kepentingan.
“Meski demikian, hal ini tentunya tak menjadikan kami berbangga, karena masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Kami tidak akan berhenti berusaha agar seluruh pekerja di Indonesia terlindungi,” ujar Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto di KBRI Singapura, Sabtu (9/12).
Agus menjelaskan, beberapa capaian tersebut dengan beberapa indikator kinerja per November 2017, antara lain pada aspek kepesertaan, perusahaan aktif yang tercatat sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan mencapai 445 ribu, tumbuh 23,7% dari capaian tahun lalu pada periode yang sama, dan telah mencapai 104,7% dari target yang ditetapkan.

Sementara itu, jumlah pekerja yang terdaftar telah mencapai 44,3 juta dan peserta aktif mencapai 25,4 juta atau tumbuh 15,5% dan mencapai 100,8% dari target tahun 2017.
ADVERTISEMENT
Agus menjelaskan, pencapaian kepesertaan ini menunjukkan strategi sosialisasi dan edukasi yang terus-menerus dilakukan, serta kerja sama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta mulai memberikan hasil nyata pada peningkatan kepesertaan.
Total iuran mencapai Rp 50 triliun atau tumbuh 14,2% dan mencapai 90% dari target 2017. Agus meyakini akhir tahun nanti, target iuran sebesar Rp 55 triliun akan dapat dicapai.
"Kami sedang intensifkan upaya penagihan iuran bekerja sama dengan berbagai pihak, sehingga kami yakin target iuran akan tercapai", kata Agus.

Pembayaran klaim jaminan juga masih dalam range anggaran yang ditetapkan, secara total mencapai 76,3% dari RKAT 2017. Pada program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), BPJS Ketenagakerjaan telah membayarkan klaim sebesar Rp 883,8 miliar untuk 112.490 kasus, sementara pada program Jaminan Kematian (JK) telah dibayarkan jaminan sebesar Rp 568,6 miliar dengan 20.557 kasus.
ADVERTISEMENT
Pada kasus Jaminan Hari Tua (JHT) tercatat pembayaran klaim terbesar di antara program lainnya yaitu mencapai Rp 18,2 triliun untuk pengajuan pencairan sebanyak 1,7 juta kasus. Meskipun baru dirilis sekitar 2 tahun, program Jaminan Pensiun (JP) juga sudah membayarkan klaim jaminan sebesar Rp 49,5 miliar untuk 24.691 kasus.
Pengelolaan dana peserta yang dilaksanakan BPJS Ketenagakerjaan juga menunjukkan kinerja yang baik. Pada periode November 2017 ini, dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan telah mencapai Rp 305 triliun atau tumbuh 22,2%. Raihan ini telah melampaui target manajemen pada RKAT 2017 sebesar Rp 296,9 triliun.

Dana kelolaan ini memberikan hasil investasi hingga mencapai Rp 24,5 triliun atau tumbuh 17% dan mencapai 98% dari target. Yield on Investment (YOI) per November 2017 mencapai 9,49%. Agus menyampaikan, dengan dukungan kondisi perekonomian dan market yang semakin kondusif, target hasil investasi akan dapat terlampaui.
ADVERTISEMENT
Pengelolaan aset investasi tersebut ditambah dengan aset non-investasi berdampak pada total aset BPJS Ketenagakerjaan pada akhir November 2017 telah mencapai Rp 317 triliun.
“Semoga apa yang telah kami raih pada penghujung tahun 2017 ini dapat kami tingkatkan, kami telah menyiapkan beberapa terobosan strategi untuk menghadapi tahun 2018 yang akan datang. Seperti optimalisasi sistem keagenan dan peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam akuisisi dan pelayanan,” tutup Agus.