Jadi Dirut Bank Mandiri, Royke Tumilaar Fokus Genjot Layanan Digital

9 Desember 2019 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar saat konferensi pers hasil RUPS LB Bank Mandiri di Jakarta, Senin (9/12). Foto: Dok. Bank Mandiri
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar saat konferensi pers hasil RUPS LB Bank Mandiri di Jakarta, Senin (9/12). Foto: Dok. Bank Mandiri
ADVERTISEMENT
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) baru saja menunjuk Royke Tumilaar sebagai Direktur Utama yang baru. Adapun Royke menggantikan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, yang sebelumnya menjabat Direktur Utama Bank Mandiri.
ADVERTISEMENT
Di masa kepemimpinannya ke depan, Royke menyebut tengah fokus menggalakkan digital banking. Sebab, di era seperti sekarang, digital banking diyakini bisa membuat layanan bank lebih cepat dan efisien.
Digital banking itu tidak bisa lepas, kalau kita tidak transformasi mungkin bank akan hilang ke depan. Apalagi dengan banyaknya pembayaran-pembayaran yang dari luar negeri masuk ke sini,” katanya di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (9/12).
Dia mengungkap, bank saat ini harus melihat digital sebagai prioritas untuk bertransformasi. Bisa dimulai dari kartu kredit, tabungan, hingga deposito.
Perseroan sendiri, lanjutnya telah memiliki roadmap untuk masa peralihan ke digital banking. Hal ini bakal dimulai dari produk ritel perbankan.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar (tengah) bersama jajaran Direksi Bank Mandiri saat konferensi pers hasil RUPS LB Bank Mandiri di Jakarta. Foto: Dok. Bank Mandiri
"Sekarang aja udah kerasa, pembukaan cabang sudah berkurang. Dulu 4 tahun lalu bisa buka 50-70 cabang dalam satu tahun. Sekarang buka cabang tapi tidak sebanyak dulu karena costnya besar," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, hingga kuartal III 2019 Bank Mandiri berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang sangat baik, dimana pertumbuhan rata-rata kredit konsolidasi mencapai 11,5 persen (YoY) atau mencapai Rp 806,8 triliun pada September 2019. Pertumbuhan kredit tersebut dibarengi dengan perbaikan kualitas, dimana rasio NPL gross turun 48 bps menjadi hanya 2,53 persen dibandingkan September tahun lalu. Perbaikan ini membuat Bank Mandiri dapat menurunkan biaya CKPN sebesar 6,27 persen.
Laju pertumbuhan kredit yang berkualitas dan pengendalian biaya operasional melalui dukungan otomatisasi serta digitalisasi mampu mendorong kinerja perseroan hingga mencetak laba hingga Rp20,3 triliun, naik 11,9 persen dibandingkan pencapaian pada periode yang sama di tahun lalu.