news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jadi Korban, Organda Minta Pungli di Tanjung Priok Diberantas dari Hulu ke Hilir

13 Juni 2021 18:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Truk bermuatan peti kemas melintas di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Truk bermuatan peti kemas melintas di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Pungutan liar atau pungli di Pelabuhan Tanjung Priok juga menyasar pengemudi dari Organisasi Angkutan Darat (Organda). Ketua DPD Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan, mengungkapkan pihaknya harus memberikan setoran ke oknum pelaku pungli.
ADVERTISEMENT
Shafruhan mengatakan apabila tidak ada setoran maka berdampak pada lambatnya pelayanan yang diberikan. Hal tersebut berlaku ke semua pelayanan termasuk saat mengambil barang.
“Langsung kalau enggak ngasih setoran ya lambat semuanya. Sama saja semua prosesnya,” kata Shafruhan saat dihubungi kumparan, Minggu (13/6).
Shafruhan merasa pungli tersebut bisa saja menyasar ke setiap lini bisnis. Ia menyayangkan praktik tidak bertanggung jawab tersebut masih bisa terjadi sampai saat ini. Shafruhan menganggap yang kemarin ditangkap hanya sebagian kecil saja.
“Ini kan banyak pihak di situ. Ini masalah yang kemarin ditangkepin itu sih kulit luar. Itu begitu ditangkapin semua pelayanan semua lambat. Sempat ada video sopir buat video ngeluh. Ya itulah satu hal, cuma tanda tanya saja dalam waktu singkat 49 ketangkep, pertanyaannya ke mana saja selama ini?” ujar Shafruhan.
Truk bermuatan peti kemas melintas di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Shafruhan menganggap pungli di wilayah tersebut sudah seperti benang kusut. Untuk itu, ia meminta dalam menyelesaikannya harus menyeluruh dari atas sampai ke bawah.
ADVERTISEMENT
Shafruhan merasa pungli yang terjadi tidak hanya dipraktikkan satu pihak saja. Sehingga pemberantasannya harus ke semua pihak yang diduga terlibat.
“Makanya kalau mau bersihin dari hulu ke hilir, kemudian semua yang berkecimpung di sana baik itu BUMN-nya dan anak-anak BUMN, Pelindo kan BUMN. Jadi kalau enggak punya jiwa memberikan pelayanan yang terbaik ya sudah ya begitu saja,” tutur Shafruhan.
“Punglinya pungli berjemaah, mata rantai semua lini. Jadi kita juga repot kalau gitu kan. Ya kita berharap ada perbaikan. Masalahnya ini kan masalah mental dan moral, jadi mata rantainya panjang. Repot di situ,” tambahnya.
****
Saksikan video menarik di bawah ini: