Jadi Pengusaha UKM Makin Memikat Milenial Ketimbang Jadi Pekerja

18 Oktober 2018 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi UKM Sampoerna di Djakarta Theatre (Foto: Elsa Olivia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi UKM Sampoerna di Djakarta Theatre (Foto: Elsa Olivia/kumparan)
ADVERTISEMENT
Citra Usaha Kecil Menengah (UKM) mengalami perbaikan selama 10 tahun terakhir. Keberadaannya bahkan mulai beriringan dengan perusahaan-perusahaan besar yang sudah terlebih dulu ada.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang bisa dilihat dari perkembangan tersebut adalah kini penggiat bisnis UKM bisa lebih mudah mengakses aset atau modal.
"Adanya digitalisasi telah membuat UKM dalam 10 tahun terakhir menghadirkan fenomena menarik bahwa aset atau resource mulai terdistribusi dengan merata dan tidak hanya dimonopoli perusahaan-perusahaan besar," jelas Pakar Pemasaran Yuswohady di Djakarta Theater, Kamis (18/10).
Selain itu, sekarang para penggiat bisnis UKM melihat bahwa menjadi entrepreneur merupakan sebuah gaya hidup yang cukup menarik untuk mereka. Yuswohady menambahkan, banyak lulusan baru sekarang ini yang lebih ingin menjadi entreprenuer dan membuka UKM sendiri ketimbang harus bekerja di perusahaan.
com-Startup (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Startup (Foto: Thinkstock)
"Dulu ketika lulus, fresh graduate mau kerja di perusahaan besar, tetapi sekarang milenial muda merasa worth it bikin usaha sendiri. Buat mereka sekarang menjadi entrepreneur itu cool sementara dulu jadi PNS cool," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Yuswohady juga menyoroti banyaknya komunitas entrepreneur muda dalam beberapa tahun terakhir. Menurut dia, keberadaan komunitas-komunitas tersebut menjadi jalan bagi para pemula bisnis UKM untuk mendapatkan ilmu menjalankan usahanya.
Hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah wirausaha dari tahun ke tahun. Yuswohady mengatakan di tahun 2016, jumlah wirausaha Indonesia sebanyak 3,1 persen dari jumlah penduduk. Tahun 2017, jumlahnya naik menjadi 3,4 persen.
"Segala macam masalah solusinya ada di komunitas dan itu jadi pembeda antara dulu dan sekarang karena dulu UKM kerjanya sendiri-sendiri. Sekarang komunitasnya gampang sehingga ada keuntungan bisa belajarnya gampang dan jaringannya gampang," tutup Yuswohady.