Jagung Mahal, Kemendag Buka Impor Gandum 300 Ribu Ton untuk Pakan Ternak

17 Juni 2021 12:35 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak memanen telur di salah satu peternakan di Desa Padaharja, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (29/1/2021).  Foto: Oky Lukmansyah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Peternak memanen telur di salah satu peternakan di Desa Padaharja, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (29/1/2021). Foto: Oky Lukmansyah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Harga jagung sebagai bahan baku pakan ternak melambung hingga Rp 6.500 per kilogram (kg). Padahal untuk keberlangsungan bisnis peternakan, harga jagung idealnya berada di kisaran Rp 4.500 per kg-Rp 5.000 per kg.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi persoalan ini, Ketua Gabungan Organisasi Peternak Ayam (Gopan) Herry Darmawan mengatakan, Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan izin impor 300 ribu ton gandum sebagai substitusi jagung.
“Salah satunya bahwa jagung itu dipakai substitusi maka dikeluarkan kebijakan impor gandum 300 ribu ton,” katanya kepada kumparan, Kamis (17/6).
Peternak memberi pakan ke ayam petelur peliharaannya. Harga pakan naik akibat kenaikan jagung yang jadi bahan utama pakan ternak. Foto: kumparan
Herry menambahkan, harga jagung terus mengalami kenaikan dalam seminggu terakhir hingga mencapai kisaran Rp 5.800 per kg. Padahal pada bulan saat bulan produksi atau awal Juni, harga jagung masih Rp 5.000 per kg.
Jagung sendiri merupakan bahan baku pakan dengan kontribusi sekitar 40-50 persen. Saat harga jagung naik, harga pakan sangat terimbas.
Penerbitan impor gandum 300 ribu ton ini dibenarkan oleh sumber kumparan di Kemendag. Menurutnya, penerbitan impor gandum 300 ribu ton ini merupakan upaya Kemendag untuk intervensi harga jagung di pasaran yang tinggi.
ADVERTISEMENT
“Menyikapi hal ini, pemerintah telah menerbitkan impor gandum sebanyak 300 ribu ton untuk memberikan alternatif supply pakan kepada peternak dan telah masuk bertahap,” katanya kepada kumparan.
Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Indrasari Wisnu Wardhana menyebut belum dapat memastikan soal izin impor gandum tersebut.
“Saya baru Plt, Saya harus telusuri dulu kalau ada impor gandum enggak pakai izin karena enggak diatur,” katanya.