Jahja Setiaatmadja Bicara Era Baru di Industri Perbankan

29 Juli 2022 11:51
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jahja Setia Atmadja. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jahja Setia Atmadja. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk atau BCA Jahja Setiaatmadja berbicara mengenai transformasi di industri perbankan yang kini makin berkembang. Memulai karier di BCA pada tahun 1990, Jahja merasakan betul perbedaan di industri perbankan saat ini.
Di era 1990, masyarakat datang ke bank hanya untuk menyimpan dana. Ini dilakukan secara manual. Bahkan menurut Jahja, masing-masing kantor cabang BCA pun hanya melakukan pembukuan secara sederhana saat itu.
"Ya semua manual, komputerisasi kita mulai start waktu itu, mulai diperkenalkan. Itu saya masih ingat, saya kan wakil kepala divisi keuangan ya, jadi kalau untuk tahu posisi yang akurat seluruh nasional, itu butuh waktu sampai 2-3 minggu lebih. Hampir satu bulan baru bisa dapatkan data konsolidasi," kata Jahja kepada kumparan dalam Program The CEO, Jumat (29/7).
Selain itu, perilaku nasabah pada era 90-an juga sangat berbeda dengan saat ini. Saat itu, nasabah pergi ke bank hanya untuk menabung dan mendapatkan bunga. Namun saat ini, nasabah menjadikan bank sebagai alat perantara untuk bertransaksi.
"Kita bisa mengubah, dunia perbankan ini mulai berubah dari tabungan itu sebagai alat menabung, menjadi alat bertransaksi. Sehingga sekarang itu semua account relatif untuk bertransaksi. Atau kalau mau bertransaksi secara fisik bisa tarik tunai, di ATM tersedia, atau mau belanja secara online bisa dengan e-wallet e-wallet, dengan transfer-transfer bisa, dengan tap aja bisa, dengan QRIS, dengan macam-macam sarana," jelasnya.
Meski demikian, bankir senior tersebut mengakui bahwa tantangan di industri perbankan saat ini jauh lebih besar dibandingkan era 90-an. Masyarakat maupun industri perbankan pun dituntut mengikuti perkembangan digital.
"Tetapi the other side juga perbankan harus aware. Bahwa ini adalah hal-hal baru yang harus kita persiapkan untuk pelayanan ke masyarakat. Kalau dulu sarat dengan uang tunai, sekarang ini sarat dengan digitalisasi. Jadi perubahan-perubahan itu kita rasa sangat kental sekali ya di perbankan," kata Jahja.
Selain menjalankan fungsi intermediasi, perbankan juga kini menjalankan sistem pembayaran. Jahja mengibaratkan sistem pembayaran ini sebagai darah di tubuh manusia, yang menyediakan oksigen dan menghubungkan ke seluruh sel tubuh.
"Kalau enggak ada darah yang memberikan energi kepada organ-organ kita, mati semua. Jadi bisnis sama seperti itu. Bisnis ini adalah suatu industri yang menyebar ke seluruh nusantara. Nah kalau enggak ada payment system yang mudah, ini akan tersendat," kata Jahja.
Jahja menegaskan, kedua fungsi bank itu harus terus berjalan. Fungsi intermediasi, yakni perbankan sebagai tempat untuk menyimpan dana dan menyalurkannya dalam bentuk kredit, saat ini sangat dibutuhkan untuk mendorong perekonomian. Begitu juga dengan fungsi perbankan sebagai sistem pembayaran.
"In dua fungsi yang sangat penting bagi perbankan supaya masyarakat juga bisa menyadari hal ini," tambahnya.