news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jamin Kualitas FAME, Aprobi Bantah Biodiesel B20 Merusak Mesin

30 Agustus 2018 19:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Truk modifikasi ini hadir dengan berbagai daerah  (Foto: Gesit Prayogi/Kumparan.com)
zoom-in-whitePerbesar
Truk modifikasi ini hadir dengan berbagai daerah (Foto: Gesit Prayogi/Kumparan.com)
ADVERTISEMENT
Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menjamin kualitas minyak sawit bahan baku oleochemical yang disebut FAME (Fatty Acid Methyl Eter), yang akan menjadi campuran solar untuk menjadi biosolar/biodiesel. Dengan begitu tak perlu ada kekhawatiran, biodiesel akan merusak mesin kendaraan.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Aprobi, M.P. Tumanggor, mengatakan FAME yang dihasilkan untuk menjadi campuran biodiesel sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Sehingga ketika diserahkan ke Badan Usaha BBM (BU BBM), sudah layak untuk dijadikan campuran solar.
"Kita kalau sudah serahkan FAME ke penerima (BU BMM) itu berarti sudah berstandar nasional Indonesia (SNI). Jadi kalau di proses pencampuran, distribusi, sampai penjualan ritel, itu bukan tanggung jawab kami lagi,” katanya di Kantor Aprobi di Jakarta, Kamis (30/8).
Sebelumnya Pengurus Organisasi Angkutan Darat (Organda) meminta jaminan kualitas biodiesel yang harus mereka gunakan. Karena mengacu pada pengalaman sebelumnya, saat menggunakan B10, menimbulkan blocking (kerak) pada filter atau penyaring bbm (solar) pada mesin bus atau truk.
Ilustrasi Biodiesel (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Biodiesel (Foto: Flickr)
Anggota Organda dari PO Putra Sejahtera, Kurnia Lesani Adnan, menuturkan dengan kondisi seperti itu tarikan mesin menjadi kurang sehingga menghambat pergerakan kendaraan terutama saat di tanjakan.
ADVERTISEMENT
“Saat ini kami menggunakan solar B10 harus sering mengganti filter BBM lebih cepat dari jadwal yang direkomendasikan oleh pabrikan (15.000 km). Bisa dibayangkan jika kami sebagai operator lalai akan hal ini,” ungkap Kurnia dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/8).
Sebaliknya Tumanggor mengungkapkan, selama ini sudah banyak pengemudi truk dan bus yang menggunakan Biodiesel B20. “Lho selama ini truk itu sudah pakai kok. Coba saja tanya ke mereka selama ini belinya pakai apa, pasti banyak yang jawab B20,” ujarnya.
Tumanggor juga mengatakan bahwa tak sedikit supir nakal yang mencampurkan B20 dan air saat mengisi bahan bakarnya. Hal ini yang justru membuat mesin truk jadi rusak.
Kondisi arus balik di Terminal Kampung Rambutan (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi arus balik di Terminal Kampung Rambutan (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
“Jadi, apakah kalau begitu salah B20? Yah jelas bukan kan," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga menegaskan bahwa para pengguna biodiesel jangan memandang negatif dulu terhadap B20 yang akan segera diperluas penggunaannya ini. Sebab, Tumanggor menjelaskan kalau saat FAME sudah diterima oleh Badan Usaha BBM (BU BBM) itu berarti kandungan minyak sawit sudah dinyatakan layak dan bisa dicampur ke Solar.
Pemerintah akan mulai mewajibkan penggunaan Biodiesel B20 pada 1 September 2018 ini. Dengan begitu, impor BBM khususnya jenis Solar bisa dikurangi sekitar 20 persen dari rata-rata kebutuhan nasional, karena digantikan dengan minyak sawit produksi dalam negeri.