Janji Manis Jokowi Saat Kampanye Bikin Sri Mulyani Sakit Perut

30 Januari 2020 15:13 WIB
comment
23
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto:  Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Masa-masa kampanye pada Pemilihan Umum (Pemilu) Capres Cawapres 2019 lalu ternyata meninggalkan kesan mendalam bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
ADVERTISEMENT
Momen kampanye diakui Sri Mulyani sebagai masa yang menegangkan bahkan sampai membuat bendahara negara tersebut sakit perut.
Sebab, masing-masing capres mengumbar-umbar janji. Tak jarang, dari deretan janji tersebut, banyak program yang harus bersinggungan dengan keuangan negara.
Beauty of democracy and election adalah waktu terjadi kampanye walaupun saya sakit perut terus. Kasih ini, menjanjikan ini, menjanjikan apa lagi yang gratis. Saya cuma ngitung hiya hiya hiya hiya gitu kan,” cerita Sri Mulyani di Energy Building, Jakarta, Kamis (30/1).
Masing-masing kandidat tak mau kalah. Sri Mulyani pun mulai merasa khawatir karena program tersebut harus menggunakan uang negara.
“Saya curcol. Jadi waktu begitu selesai kampanye, bill nya dateng lah. Brrrr banyak banget dan kita harus reflecting ke APBN yang sekarang 2020,” lanjutnya.
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani saat Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Ternyata salah satu janji yang sempat bikin Sri Mulyani sakit perut adalah kartu pra kerja. Program tersebut merupakan janji Presiden Joko Widodo saat kampanye.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, program tersebut benar-benar berawal dari janji. Sri Mulyani pun mengaku tak punya hitung-hitungan awal untuk program ini.
“Salah satu yang dijanjikan oleh presiden adalah kartu pra kerja, Rp 10 triliun 2 juta orang. ‘Pak ini nanti gimana caranya?’ ‘Udah pikirin nanti aja. Pokoknya kampanye dulu,’” ujar Sri Mulyani.
Alhasil, setelah itu Sri Mulyani pun harus segera gerak cepat untuk menghitung supply demand-nya. Beruntungnya, Sri Mulyani mengklaim, proses tersebut berhasil diselesaikan dengan cepat.
“Cepet cari supply demand-nya, untungnya crowdsourcing untuk ide itu cepat,” tandasnya.