Jepang Resesi, Pemerintah Kaji Penerbitan Samurai Bond
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Perekonomian Jepang tercatat minus 0,8 persen per kuartal III 2023 dan minus 0,1 persen di kuartal IV 2023. Sementara di 2024, berdasarkan prediksi IMF, ekonomi negara tersebut hanya akan tumbuh 0,9 persen.
"Apakah kita akan menerbitkan Samurai Bond? Itu akan melihat perkembangan kebutuhan dan perkembangan dari perekonomian dan kondisi pasar keuangan di Jepang yang merupakan refleksi dari fleksibilitas dan oportunistik pembiayaan kita," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto dalam konferensi pers APBN KiTa di YouTube Kementerian Keuangan, Kamis (22/2).
Secara umum, kata Suminto, Kementerian Keuangan mencermati berbagai kondisi ekonomi global saat ini, termasuk resesi di Jepang. Karena itu, instrumen investasi seperti SBN yang akan dikeluarkan pun bersifat fleksibel.
ADVERTISEMENT
"Sehingga dalam konteks size, timing penerbitan instrumen demikian juga currency mix-nya kita akan betul-betul menyesuaikan dengan perkembangan. Termasuk tadi apakah dengan perkembangan perekonomian Jepang seperti tadi kita akan menerbitkan Samurai Bond," terangnya.
Wamen Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pemerintah memang mencermati kondisi ekonomi Jepang saat ini. Sebab negara tersebut sebagai salah satu sumber arus modal Indonesia, termasuk ekspornya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya Jepang, Inggris yang juga mengalami resesi dan menjadi perhatian pemerintah saat ini. Di kuartal III 2023, ekonomi Inggris tercatat minus 0,1 persen dan di kuartal IV 2023 minus 0,3 persen.
"Jadi kita berharap bahwa kontraksi kontraksi di Jepang dan Inggris itu sifatnya temporary, namun tetap kita akan lihat bagaimana situasi di 2024 ini," ujarnya.