JK: Peran Pekerja Manusia Masih Penting dalam Revolusi Industri 4.0

7 Juni 2018 11:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jusuf Kalla di Silaturahmi Partai Golkar (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla di Silaturahmi Partai Golkar (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membuka seminar Revolusi Mental program penguatan kapasitas pemimpin Indonesia. Seminar bertema 'System Leadership for Innovation 4.0' diselenggarkan di Hotel Bidakara, Jakarta.
ADVERTISEMENT
JK hadir bersama Menristek Dikti M Nasir, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menkumham Yasonna Laoly, dan Gubernur Lemhanas Agus Widjojo. Dalam sambutannya, JK menyinggung soal penggunaan tenaga robot dan pekerja di perkembangan Revolusi Industri 4.0.
Ia menilai, pekerja manusia tetap memiliki andil besar, para pekerja mendapat penghasilan dan membeli barang yang diproduksi. Jika semua kegiatan produksi dilakukan oleh robot (automatisasi), JK khawatir tidak ada yang membeli produk yang dibuat.
Jusuf Kalla di Hotel Bidakara (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla di Hotel Bidakara (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
"Peranan manusia, peranan pekerja, peranan inovatif tetap menjadi inti dari semua itu. Karena apabila tidak ada pekerja, siapa yang berpenghasilan? Apabila tak ada yang berpenghasilan ,siapa yang membeli barang yang dihasilkan oleh robot atau automation?" Kata JK di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (7/6).
ADVERTISEMENT
"Karena apabila kita membuat sesuatu, mesti kita mencari pembeli. Apabila pembelinya semua robot, yang bekerja semua robot, semua automation, siapa yang berpenghasilan? Dan siapa yang menjadi konsumen produk tersebut?" ujar JK lagi.
Beda halnya dengan negara-negara maju seperti Jepang yang sebagian besar sudah menggunakan teknologi robot dalam segala hal termasuk industri. Menurut JK, dalam Revolusi Industri 4.0 Indonesia perlu menggabungkan peran tenaga manusia sekaligus tenaga robot dalam melakukan produksi.
"Itulah kemudian timbul revolusi keempat dengan teknologi yang lebih baik lagi, lebih tinggi lagi, tetapi pertanyaannya, apabila industri semua punya automation, bekerja robot, and then siapa konsumennya? Siapa yang mendapat pendapatannya? Siapa yang membeli?" Jelas JK.