JK: Tekan Defisit Perdagangan dan Naikkan Ekspor Bukan Pekerjaan Mudah

2 Juli 2019 18:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Jusuf Kalla akan segera meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden di Oktober 2019. Posisi JK akan digantikan Ma'ruf Amin.
ADVERTISEMENT
Sebelum habis masa jabatan, JK memberikan sejumlah catatan pekerjaan rumah bagi pemerintah ke depan. Ada sejumlah PR berat terutama di bidang ekonomi. Apa saja?
"Defisit kita yang besar, kemudian bagaimana meningkatkan investasi dan ekspor. Semua juga pekerjaan yang tidak mudah pada kondisi ekonomi dunia seperti ini, mengurangi defisit," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (2/7).
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan mencapai USD 2,5 miliar di April 2019. Ini merupakan defisit neraca dagang terparah sepanjang sejarah.
Defisit neraca dagang secara bulanan di April 2019 anjlok dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan surplus USD 540 juta. Namun, jika ditarik lebih jauh, neraca dagang di Juli 2013 juga mencatatkan defisit sebesar USD 2,3 miliar.
ADVERTISEMENT
Selain defisit dan impor, JK juga mengatakan pemerintah perlu mengkaji pemberian subsidi kepada masyarakat. Sebab ia mengatakan subsidi yang diberikan pemerintah untuk masyarakat begitu tinggi.
"Kita harus melihat atau mengkaji kembali subsidi kita yang sudah mulai tinggi, itu harus dikaji semua, apakah masih bisa kita jalankan seperti itu?" Jelas JK.