Joe Biden Belum Tentu Akhiri Perang Dagang AS-China, Apa yang Dilakukan RI?

19 Januari 2021 15:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joe Biden menyampaikan Pidato kemenangan di Pemilu AS 2020 di di Wilmington, Delaware, pada Sabtu (7/11). Foto: JIM BOURG/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Joe Biden menyampaikan Pidato kemenangan di Pemilu AS 2020 di di Wilmington, Delaware, pada Sabtu (7/11). Foto: JIM BOURG/REUTERS
ADVERTISEMENT
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China belum bisa dipastikan berakhir saat Joe Biden resmi menjadi Presiden AS. Biden bakal dilantik menjadi Presiden AS pada 20 Januari 2020.
ADVERTISEMENT
Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan, Ni Made Ayu Marthini, mengakui perang dagang tersebut tidak baik dampaknya khususnya dalam jangka panjang. Perang dagang kedua negara juga mempengaruhi perekonomian dunia.
“Pertumbuhan ekonomi dunia juga di samping karena krisis lain, salah satunya ya karena itu (perang dagang),” kata Ni Made Ayu saat webinar yang digelar INADIS, Selasa (19/1).
Tumpukan peti kemas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Apabila perang dagang masih terjadi saat Biden memimpin, Ni Made Ayu mengatakan, Indonesia harus melihat peluang apa yang bisa diambil. Indonesia harus bisa memanfaatkan keuntungan dari perang dagang kedua negara tersebut.
“Sebetulnya kita mesti memanfaatkan keduanya. Kan kita sudah jelas kita friend pada semua, pada China iya, pada Amerika iya,” ujar Ni Made Ayu.
Ni Made Ayu menjelaskan, dari sisi perdagangan Indonesia bisa mengisi produk apa yang tidak ada di kedua negara tersebut karena dampak perang dagang. Selain itu, investasi juga harus ditangkap peluangnya oleh Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Dari segi investment juga sempat kan ada beberapa karena tensi yang memuncak pada waktu Trump ini beberapa investor Amerika tidak menginvestasi di satu tempat, dalam hal ini tidak di China tapi ke Asia Tenggara dan Indonesia peluangnya ada di sana,” ungkap Ni Made Ayu.
Meski demikan, diakuinya sejauh ini Indonesia masih kurang dapat memanfaatkan keuntungan dari perang dagang AS-China.
“Kita dengar ya kabar beberapa ke Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Indonesia juga ada tapi tidak maksimal,” tambahnya.