Joe Biden Jadi Presiden Baru AS, Sri Mulyani Harap Ekonomi Global Pulih

21 Januari 2021 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Joe Biden telah resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-46 pada Rabu (20/1). Hal ini pun direspons positif oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani berharap Biden dapat memberikan kepastian dan mempercepat pemulihan perekonomian secara global, meski masih dibayangi pandemi COVID-19.
"Perekonomian global hingga hari ini masih menghadapi ketidakpastian. Amerika Serikat hari ini memiliki Presiden baru, harapannya akan memulihkan dan memberi kepastian pada perekonomian dunia," ujar Sri Mulyani dalam webinar CEO Forum, Kamis (21/1).
Biden sebelumnya mengusulkan anggaran stimulus fiskal untuk pemulihan ekonomi AS sebesar USD 1,9 triliun. Angka ini dinilai lebih besar dari pemerintahan presiden sebelumnya, Donald Trump.
Selain pelantikan Biden, Sri Mulyani menuturkan sejumlah sentimen positif lainnya bagi pemulihan ekonomi. Dia menyebut, perekonomian China yang menunjukkan pemulihan dengan kinerja pertumbuhan positif hingga akhir tahun lalu juga memberi optimisme bagi perekonomian global.
Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval Gedung Putih, Washington, AS. Foto: Tom Brenner/REUTERS
Berdasarkan data terakhir, pertumbuhan ekonomi China pada kuartal IV 2020 mencapai 6,1 persen (yoy), lebih tinggi dari kuartal III yang sebesar 4,9 persen. Dengan demikian, secara tahunan ekonomi China pada tahun 2020 tumbuh positif 3,2 persen.
ADVERTISEMENT
"China menunjukkan pemulihan ekonomi, meski masih tumbuh di bawah 3 persen. Kita berharap global economy juga lebih pasti, tetapi tetap saja menghadapi ketidakpastian COVID-19 dan climate change perlu merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi," katanya.
"Kita tetap waspada dan memberi prioritas agar COVID-19 bisa ditangani dan dikendalikan," ujarnya.