Joe Biden Janji Guyur Stimulus, Rupiah Dinilai Akan Terus Menguat

8 November 2020 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joe Biden menyampaikan Pidato kemenangan di Pemilu AS 2020 di di Wilmington, Delaware, pada Sabtu (7/11). Foto: JIM BOURG/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Joe Biden menyampaikan Pidato kemenangan di Pemilu AS 2020 di di Wilmington, Delaware, pada Sabtu (7/11). Foto: JIM BOURG/REUTERS
ADVERTISEMENT
Terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat dinilai akan mengubah peta ekonomi global. Kebijakan ekonominya disebut akan jauh berbeda dengan Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Lembaga Grant Thornton, menilai kebijakan ekonomi Biden yang akan berbeda adalah terkait perang dagang dengan China, yang berlangsung beberapa tahun terakhir saat kepemimpinan Trump.
"Joe Biden diharapkan dapat membawa sentimen positif bagi perekonomian Indonesia dengan perubahan kebijakan ekonomi yang akan diambil Amerika Serikat dalam empat tahun ke depan yang berbeda dari pemerintahan saat ini," kata Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/11).
Perang dagang ini telah menekan kinerja ekspor dan impor dunia, termasuk perekonomian Indonesia. Beberapa pengamat optimistis Biden akan mengurangi tensi hubungan dagang dengan China.
"Ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang dan pandemi sepanjang tahun 2020 diharapkan dapat segera pulih dan hubungan dagang Indonesia-Amerika Serikat tetap akan stabil dan bergerak lebih positif," kata Johanna.
ADVERTISEMENT
Namun di sisi lain, meredanya perang dagang dapat mengurangi rencana investor China memindahkan pabriknya ke negara lain. Sehingga muncul risiko terhambatnya arus aliran investasi asing langsung (FDI). Padahal pemerintah gencar mengambil peluang relokasi pabrik pengusaha China ke Indonesia.
Joe Biden dan Kamala Harris menyapa pendukung saat akan menyampaikan Pidato kemenangan di Pemilu AS 2020 di di Wilmington, Delaware, pada Sabtu (7/11). Foto: POOL/REUTERS
Selain itu, Joe Biden dalam manifesto kebijakan ekonominya, menyatakan akan melakukan kebijakan baru, seperti menaikkan berbagai macam pajak termasuk pajak korporasi yang diprediksi naik hingga 15 persen.
Terkait belanja negara, Biden berjanji akan memberikan stimulus fiskal yang jauh lebih besar, yakni sekitar USD 2,5 triliun selama periode 2021-2024.
Seperti diketahui, perekonomian AS merupakan 30 persen dari perekonomian dunia. Maka ketika AS mengucurkan stimulus besar, dampaknya juga akan signifikan bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Grant Thornton Indonesia melihat dengan dua kebijakan tersebut akan mendorong nilai komoditas global dan pasar keuangan global stabil. Selain itu, akan menguntungkan ekspor Indonesia dan nilai tukar rupiah.
Laporan terbaru Lembaga riset Moody’s Analytics, juga memproyeksikan ekonomi AS akan tumbuh lebih tinggi dengan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat, yakni naik 4,2 persen pada periode 2020-2024.