Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Jokowi Akui RI Tertinggal dari Malaysia dan Singapura
29 Agustus 2018 17:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui Indonesia tertinggal dari negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Indonesia masih kalah dalam efisiensi biaya logistik karena infrastruktur dasar tidak tersedia dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ini misalnya biaya logistik biaya transportasi kita dibandingkan Malaysia dan Singapura 2,5 kali lipat kita lebih mahal. Kenapa lebih mahal? Karena pelabuhan kita tidak siap, banyak pelabuhan kita yang tidak siap, jalan-jalan kita tidak siap," kata Jokowi di acara Kongres Pemuda Hindu Dharma Indonesia di The Rich Hotel, Jalan Magelang, Yogyakarta, Rabu (29/8).
Untuk mengejar ketertinggalan, Indonesia mengebut pembangunan infrastruktur dasar seperti pelabuhan, bandara dan jalan.
"Airport kita banyak yang tidak siap. Gimana mau bersaing? Kita inilah yang basic infrastruktur jalan yang ingin kita bangun, pelabuhan juga sama, airport juga sama, kenapa 15 airport baru kita bangun, hampir 151 pengembangan airport juga kita kerjakan," lanjut dia.
Jokowi kemudian memberikan contoh jalan-jalan di Papua yang dahulu rusak. Akibat jalan rusak, waktu tempuh menjadi lebih lama dan berpengaruh terhadap biaya pengiriman.
ADVERTISEMENT

"Jalan utama dari Merauke menuju ke Boven, jalan utama seperti ini, inilah ketimpangan infrastruktur di barat dan timur, 120 kilo ditempuh dalam 2 hari, 3 hari bahkan 4 hari, di sini hanya 2 jam 3 jam, gimana mau bersaing kita?" ucap Jokowi.
Mendengar hal tersebut, peserta kongres pun bertepuk tangan. Bahkan ada yang bersorak sorai 'hidup Jokowi'.
"Kalau, ndak usah pakai hidup-hidup, kalau kita sekarang masih berkutat pada, coba di lihat di medsos, masih berkutat pada saling mencela, saling mencemooh, fitnah, hoax, tiap hari yang kita lihat di medsos itu, maka energi kita akan habis," tegas Jokowi.
Untuk itu, hal tersebut harus diakhiri. Jokowi mengajak peserta kongres yang rata-rata mahasiswa untuk membangun pola pikir baru.
ADVERTISEMENT
"Optimisme, positif thinking, setuju tidak? Satya Meva Majati, harus itu! Harus kalau kita tidak optimistis, tidak membangun hal-hal positif mana kita menang bersaing dengan negara-negara lain, sulit, energi kita akan habis untuk menyelesaikan hal-hal yang sebetulnya harus kita tinggalkan," tuturnya.