Jokowi Beri 4 Wejangan untuk Jajaran Pejabat BUMN, Apa Saja?

16 Oktober 2021 20:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada 20 Direktur Utama BUMN di Labuan Bajo, NTT, Kamis (14/10). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada 20 Direktur Utama BUMN di Labuan Bajo, NTT, Kamis (14/10). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada Kamis (14/10), Presiden RI Joko ‘Jokowi’ Widodo menemui jajaran pejabat Kementerian BUMN dan para direksi BUMN di Manggarai Barat, NTT. Di hadapan seluruh jajaran pejabat BUMN itu, Jokowi memberikan wejangan tentang evaluasi kinerja serta perencanaan dan inovasi.
ADVERTISEMENT
Mulai dari pembahasan soal nilai dan daya saing BUMN, adaptasi teknologi, pembangunan kultur kerja yang sehat dan terstruktur, penyertaan modal negara (PMN), hingga target 2024. Dari arahan Jokowi kepada BUMN, kumparan telah merangkumnya ke dalam empat poin. Apa saja?
1. Core Value BUMN yang Dicerminkan oleh Para Pengurusnya
“Reorganisasi BUMN waktu itu terlalu banyak, ada 108 orang, sekarang turun jadi 41 orang. Ini sebuah fondasi yang sangat baik. Yang paling penting ke depannya adalah kita membangun nilai-nilai, core value, yang ingin kita bangun itu,” ucap Jokowi.
Jokowi kembali mengingatkan bahwa kinerja setiap orang yang terlibat dalam BUMN berdampak dan dapat membawa perubahan terhadap nilai utama dan identitas BUMN. Ia menegaskan, BUMN harus dapat menjadi usaha negara yang berintegritas dan profesional.
ADVERTISEMENT
“Bapak dan Ibu adalah orang-orang yang sudah sangat terpilih, kita seleksi. Jadi sampai ada yang tidak percaya diri. Ini yang perlu saya sampaikan dan sebetulnya dulu sudah saya sampaikan, karena yang ingin kita bangun adalah profesionalisme,” timpalnya.
2. Kultur Kerja yang Sehat dan Terstruktur
Melanjutkan wejangan sebelumnya, Jokowi juga meminta jajaran BUMN untuk membangun kultur kerja yang ‘sehat’, yang berarti tidak berbelit-belit pada birokrasi. Menurutnya, jika proses yang harus ditempuh begitu berbelit dan bertele-tele, hal tersebut akan menyulitkan investasi dan pembangunan.
“Saya minta juga untuk membangun sebuah kultur kerja yang baik. Jangan sampai yang namanya BUMN itu seperti birokrasi ruwetnya. Bisa bayangkan, mau izin pembangkit listrik harus ada 259 izin. Ada yang pernah lapor ke saya izinnya sampai 7 tahun. Seperti ini harus dipangkas, tidak boleh seperti itu,” cerita Jokowi soal birokrasi panjang di PLN.
ADVERTISEMENT
“Siapa yang mau investasi kalau sudah berbelit-belit seperti ini? Sudah di kementerian berbelit, daerah berbelit, masuk ke BUMN juga berbelit-belit lagi. Lari semua,” pungkasnya.
3. Tidak Ada Lagi Proteksi bagi BUMN
Dari pengalaman sebelumnya, Jokowi bercerita bahwa BUMN terlalu sering mendapatkan proteksi ketika ‘sakit’. Terlalu banyak dukungan dari pemerintah yang ia rasa harus dikurangi, salah satunya adalah PMN.
“Kalau yang lalu-lalu, BUMN banyak terlalu keseringan kita proteksi. Sakit, tambahkan PMN. Sakit, kita suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali dan akhirnya itu yang mengurangi nilai-nilai yang tadi sayang sampaikan,” tegasnya.
Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada 20 Direktur Utama BUMN di Labuan Bajo, NTT, Kamis (14/10). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi menilai bahwa cara ini tidak lagi efektif untuk kinerja BUMN. Alih-alih terus memberikan suntikan dana PMN, kini Jokowi menantang BUMN untuk dapat bersaing. Tak hanya di dengan swasta lokal, tetapi juga memiliki jiwa kompetitif yang mampu bersaing di kancah global.
ADVERTISEMENT
“Berkompetisi enggak berani, bersaing enggak berani, mengambil risiko enggak berani. Bagaimana profesionalisme, kalau itu tidak dijalankan? Jadi tidak ada lagi proteksi-proteksi. Yang kita mau adalah bawa BUMN go global, bersaing secara internasional,” lanjut Jokowi.
4. Target 2024: Adaptasi Model Bisnis dan Teknologi, Hingga Cari Partner Kerja Sama
Sebelum menutup sesi pemberian arahan, Jokowi juga sempat menyampaikan kekecewaannya terhadap BUMN yang seringkali memberikan respons lambat kepada calon investor. Ia menyatakan, hal tersebut membuat minat investor menurun untuk memberikan saluran dana bagi Indonesia.
“Kadang-kadang saya sering malu sudah bukakan pintu (untuk investor), tapi enggak ada respons ke sana,” ujarnya.
Atas dasar inilah Jokowi kembali menuntut BUMN untuk gencar melakukan adaptasi model bisnis dan teknologi, serta terus mencari partner kerja sama.
ADVERTISEMENT
“Transformasi bisnis dan adaptasi teknologi sudah jadi keharusan. Semua memang sekarang harus ber-partner kalau mau cepat besar dan berubah ke arah yang lebih baik. Semuanya harus punya visi global karena kita ingin BUMN betul-betul bisa menarik, sebagai lokomotif, membawa usaha kecil menengah masuk dan menjelajah ke negara-negara lain,” katanya bersemangat.