Jokowi Curhat Kena Macet Setengah Jam: Makanya Ibu Kota Pindah

28 November 2019 20:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan disela penyerahan DIPA Kementerian dan Lembaga, serta Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2020. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan disela penyerahan DIPA Kementerian dan Lembaga, serta Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2020. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019 di Raffles Hotel, Jakarta. Jokowi terlambat tiba sekitar 20 menit dari yang tercantum di jadwal, yakni pukul 19.00 WIB.
ADVERTISEMENT
"Saya kena macet. Setengah jam enggak gerak. Maaf saya terlambat. Itu makanya ibu kota dipindah," kata Jokowi mengawali pidato pengarahannya, Kamis (28/11).
Pernyataan Jokowi itu pun disambut tawa hadirin. Di antara yang hadir sebagai undangan, tampak Wakil Presiden ke-11 RI yang juga mantan Gubernur Bank Indonesia, Boediono. Sejumlah pimpinan lembaga tinggi negara, para duta besar, serta menteri anggota Kabinet Indonesia Maju.
Sejumlah kendaraan terjebak macet di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Berbeda dengan pertemuan tahunan Bank Indonesia terdahulu, yang biasa digelar di kawasan Senayan, kali ini di kawasan Kuningan. Untuk akses ke lokasi, masih ada sejumlah perbaikan jalan dan trotoar, yang memicu kemacetan.
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga mengungkapkan pertumbuhan ekonomi nasional yang masih di atas 5 persen sebagai hal yang layak disyukuri. Karena hal itu dicapai di tengah kondisi global yang sulit.
ADVERTISEMENT
"Apalagi di antara negara-negara G20 kita masih di posisi ketiga pertumbuhan ekonominya. Kalau enggak disyukuri, berarti kita kufur nikmat," ujar Joko Widodo.
Jokowi pun mendorong koordinasi dan sinergi di antara pemerintah dengan otoritas moneter dan fiskal, agar kondisi ekonomi nasional tetap baik.