Jokowi Gandeng 3 Perusahaan Asing Jadi Konsultan Ibu Kota Baru RI

28 Februari 2020 19:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair (tengah) dan CEO SoftBank Masayoshi Son. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair (tengah) dan CEO SoftBank Masayoshi Son. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memberi batas waktu pada CEO Softbank Masayoshi Son dan Mantan PM Inggris Tony Blair untuk merampungkan rancangan awal pembiayaan pembangunan ibu kota baru.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut merupakan hasil pertemuan mereka dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Batas waktu yang ditentukan pun hanya sebatas 3 minggu saja.
"Tadi sebenarnya sudah banyak kemajuan, kami sudah hampir final ke kesepakatan. Presiden tadi mengarahkan agar tim kami, pak Masa dan Blair berbicara lebih detail. Kita kasih time limit, dalam tiga minggu harus kita selesaikan," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (28/2).
Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Mereka pun, kata Luhut, harus menyampaikan idenya dengan para konsultan. Ada 3 konsultan yang sudah diputuskan dalam persoalan ini seperti McKinsey, Nikken Sekkei hingga Aecom. Ketiganya akan membentuk Sovereign Wealth Fund atau lembaga pengelola investasi.
"Konsultannya sudah ada McKinsey tapi kita sudah tambah dari Amerika dan Nikken. Tiga konsultan ini nantinya akan meramu semua konsep yang ada sehingga betul-betul semua bagus," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya kira pak Tony dan Masa sudah menjelaskan dengan baik. Anda tidak usah bertanya lagi soal komitmen karena kami sudah sepakat," ujarnya.
Sebelumnya, dalam pertemuan bersama Presiden Jokowi, Mantan PM Inggris Tony Blair menyebut bahwa mereka diminta mengajak investor lainnya dari berbagai negara agar bergabung bersama merealisasikan rencana tersebut.
"Saya diminta untuk menawarkan gagasan ini agar bisa membawa masuk investor-investor dari berbagai penjuru dunia, baik nantinya berinvestasi di teknologi, atau di universitas (pendidikan) atau di layanan kesehatan," kata Tony usai pertemuan berlangsung.
"Apapun itu sehingga mampu menciptakan sesuatu yang berguna bagi Indonesia juga membuka kesempatan yang luas bagi warga dunia untuk berkolaborasi dalam proyek yang menarik ini," lanjutnya.