news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jokowi Gelar Ratas Soal Kerja Sama Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca RI - Norwegia

6 Juli 2020 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi memimpin ratas melalui sambungan video di Istana Negara, Jakarta. Foto: Dok. Biro Pers Setpres
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi memimpin ratas melalui sambungan video di Istana Negara, Jakarta. Foto: Dok. Biro Pers Setpres
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menggelar ratas secara tatap muka di Istana Merdeka, Senin (6/7). Kali ini pembahasan ratas mengenai Kelanjutan Kerja Sama Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia-Norwegia dan Kebijakan Instrumen Nilai Ekonomi Karbon.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Jokowi menekankan konsistensi Indonesia dalam penurunan gas rumah kaca yang juga bisa ditandai dengan pengembangan biodiesel dari 30 dan bahkan hingga 100.
"Juga pengembangan biodiesel B30, B50, dan akan ke B100, pengembangan energi surya, energi angin, saya kira kita sudah mulai ini dan agar terus dilanjutkan," ujarnya.
Di sisi lain, seiring dengan peralihan tersebut Jokowi juga berpesan untuk terus menjaga hutan di dalam negeri, terlebih memasuki musim kemarau saat ini. Langkah itu dianggap mampu menurunkan emisi gas rumah kaca.
"Kemudian juga perlindungan gambut dan percepatan rehabilitasi hutan dan lahan harus terus dilanjutkan dan pada kesempatan yang baik ini saya ingin titip hati-hati kebakaran hutan dan lahan ini sudah masuk ke musim panas," ujarnya.
Orangutan Sumatra (Pongo abelii) saat dilepasliarkan kembali kehabitatnya di kawasan hutan reintroduksi cagar Alam Jantho, Aceh Besar, Aceh, Kamis (13/2). Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Selanjutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta ini memerintahkan pada seluruh jajarannya agar menyelesaikan segala persoalan yang mendukung penurunan gas rumah kaca tersebut. Mulai dari regulasi hingga insentif bagi pemangku kepentingan.
ADVERTISEMENT
Sehingga Indonesia tetap berkomitmen dalam menjaga alam.
"Seluruh tahapan untuk penurunan emisi gas rumah kaca harus segera selesaikan, regulasi selesaikan, urusan instrumen pendanaannya yang kita harapkan termasuk insentif bagi pemangku kepentingan ini juga harus kita lihat," ujarnya.
"Dan kita harus memastikan pengaturan karbon ini betul-betul punya dampak signifikan bagi penurunan gas rumah kaca sebesar 26 persen pada 2020 dan 29 persen pada 2030," tambahnya.
Diketahui, dalam ratas ini juga diikuti Wapres Ma'ruf Amin, Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan hingga Menteri KLH Siti Nurbaya.