Jokowi Larang Mudik, BEI Optimistis IHSG Tak Kena Dampak

24 April 2020 16:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut BEI Inarno Djajadi di acara pembukaan perdagangan saham awal tahun 2020 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut BEI Inarno Djajadi di acara pembukaan perdagangan saham awal tahun 2020 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah memutuskan melarang seluruh moda transportasi keluar masuk daerah PSBB dan wilayah zona merah corona termasuk Jabodetabek. Larangan ini bertujuan untuk mencegah pemudik pulang kampung di masa pandemi corona. Adapun penghentian moda transportasi darat, udara, laut, dan kereta api tersebut berlaku sejak 24 April hingga 31 Mei 2020.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi memastikan bahwa kebijakan larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah tak akan mempengaruhi kinerja pasar modal Indonesia.
"Insyaallah enggak ya, enggak terdampak terlalu banyak. Bahkan tidak terlihat pada penurunan maupun koreksi harga," ujar Inarno dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/4).
Menurut Inarno, tak berdampaknya kebijakan tersebut tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tidak mengalami kontraksi.
"Rasanya kalau itu (larangan mudik), kan untuk meredam meluasnya pandemi COVID-19 ya. Jadi rasanya sih enggak ada terpengaruh indeks kita. So far, hari ini kita indeks kita stabil tidak terlalu terdampak," sambungnya.
Dirut BEI Inarno Djajadi di acara pembukaan perdagangan saham awal tahun 2020 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sebelumnya, Inarno mengakui bahwa kinerja pasar modal sangat terdampak dengan adanya pandemi COVID-19. Hal ini tercermin dari menurunnya aktivitas jual beli saham di bursa. Inarno membeberkan nilai rata-rata transaksi harian telah ambles hampir 24 persen dibandingkan penutupan perdagangan 2019.
ADVERTISEMENT
“Selama tahun berjalan hingga penutupan perdagangan 17 April 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat drop 26,43 persen ke level 4.635 dengan diikuti penurunan kapitalisasi pasar sebesar minus 26,11 persen menjadi Rp 5.368 triliun,” ungkap Inarno saat konferensi pers virtual, Jumat (24/4).
Selain itu, rata-rata frekuensi harian turun 1,49 persen menjadi 462.000 kali. Bahkan nilai rata rata transaksi harian turun 23,84 persen menjadi Rp 6,34 triliun.
Inarno mengatakan, pergerakan IHSG dan nilai transaksi mulai menurun sejak Maret 2020. Yaitu setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan pasien positif corona untuk pertama kali. Sejak saat itu pergerakan IHSG terus menurun hingga mencapai titik terendah pada 24 Maret 2020 lalu.
"Situasi ketidakpastian terus berjalan sampai IHSG menyentuh level terendah pada hari Selasa, 24 Maret 2020. Indeks turun 37.49 persen dibanding posisi akhir tahun lalu. Semoga ini menjadi puncak penurunan terdalam di tahun ini," ujar Inarno.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona