Jokowi Mau Larang Ekspor Timah, Industri Hilirisasi Disebut Belum Siap

2 September 2022 17:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Unit Metalurgi Muntok, smelter pengolahan timah PT Timah Tbk.
 Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Unit Metalurgi Muntok, smelter pengolahan timah PT Timah Tbk. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi akan segera menerapkan larangan ekspor timah. Kementerian ESDM telah memastikan kebijakan itu akan segera berlaku dalam waktu dekat, dan saat ini tengah dalam tahap pengkajian.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Perusahaan PT Timah Abdullah Umar Baswedan mengatakan bahwa sebelum kebijakan itu diterapkan, kesiapan industri hilirisasi di dalam negeri harus dipastikan siap untuk menyerap produksi timah tersebut.
"Cuma masalahnya apakah seluruh produksi yang kita hasilkan, terutama produk nasional itu bisa diserap oleh industri hilir ini. Karena faktanya, kita bicara PT Timah, itu yang kita ekspor 95 persen, 5 persennya untuk konsumsi dalam negeri. Kalau kita bicara di luar PT Timah mungkin hampir semuanya diekspor," ujar Umar dalam media gathering di Jakarta, Jumat (2/9).
Dia mengatakan, untuk PT Timah sendiri sudah memiliki anak usaha hilirisasi untuk memproduksi tin solder dan tin chemical. Masing-masing kapasitasnya per tahun adalah 2.000 ton dan 10.000 ton. Itu pun, mayoritas produksinya diekspor.
ADVERTISEMENT
"Tapi kalau kemudian enggak boleh ekspor, kemudian logam timah itu dikonsumsi dalam negeri semuanya, karena dari Indonesia itu 70.000 ton. Siapa yang mau menyerap, buat apa?" ujarnya.
Minta Impor juga Dilarang
Sekretaris PT Timah Tbk Abdullah Umar Baswedan. Foto: Akbar Maulana/kumparan
Umar berpendapat, semestinya ketika ekspor dilarang maka impor juga harus ditutup. Karena menurutnya produk hilirisasi timah seperti solder, banyak yang didatangkan dari impor juga.
"Pertanyaannya ada enggak impor untuk solder, faktanya ada. Kalau ekspornya dibatasi impornya harus ditutup. Kami yakin pemerintah memperhitungkan itu," jelas Umar.
Meski begitu Umar yakin pemerintah akan membuat perhitungan matang dan melibatkan industri untuk memutuskan larangan ekspor timah ini. Selain itu, dia berharap apabila larangan ini diterapkan maka dilakukan secara bertahap sehingga memberi waktu untuk perusahaan menyiapkan industri hilirnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau disetop kita yakin investor dari luar yang butuh, baik timah solder atau chemical dia akan bangun pabrik di Indonesia. Tinggal itu kapan waktunya. Tapi kita sudah siap, tapi skalanya masih kecil. Tentunya kami siapkan kalau dibutuhkan untuk memperbesar (kapasitas produksi). Tapi memperbesar kapasitas produksi pabrik butuh waktu juga," ujarnya.
Upaya PT Timah Bangun Hilirisasi
Suasana Unit Metalurgi Muntok, smelter pengolahan timah PT Timah Tbk. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Sinyal pemerintah yang semakin kuat melakukan larangan ekspor ini direspons PT Timah dengan mencari mitra yang bisa transfer teknologi untuk hilirisasi.
Umar menjelaskan, pihaknya tengah mencari teknologi yang paling optimal, karena menurutnya pengolahan bahan timah ini cukup kompleks. Adapun kriteria yang disasar PT Timah, adalah mitra yang memiliki kapasitas untuk menjalankan teknologi hilirisasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kedua, yakni mitra yang mau transfer knowledge dan mau membangun pabriknya di Indonesia. Tidak hanya bekerja sama dengan membeli bahan baku mentah dar Indonesia. Beberapa negara sudah dijajaki PT Timah, dari Kanada hingga China.
"Kita sempat menjajakan di beberapa negara. China enggak mau, China enggak mau buka teknologi, dia maunya beli source-nya," ungkap Umar.