Jokowi Minta Prabowo dan Erick Thohir Duet Genjot Industri Pertahanan

23 Januari 2020 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo dan Menhan Prabowo Subianto hadiri rapim Kementrian Pertahanan, TNI, dan Polri tahun 2020, Jakarta, Kamis (23/1/2020). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo dan Menhan Prabowo Subianto hadiri rapim Kementrian Pertahanan, TNI, dan Polri tahun 2020, Jakarta, Kamis (23/1/2020). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo meminta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berkoordinasi dengan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengembangkan industri pertahanan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sehingga, rencana pengembangan tersebut bisa terintegrasi dengan baik. Permintaan Jokowi itu pun sesuai dengan UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.
"UU Industri Pertahanan mengharuskan transfer teknologi, produksi dengan BUMN, TKDN dan perkembangan industri dengan korporasi dan UKM. Ini penting agar inline," kata Jokowi Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan, TNI dan Polri Tahun 2020 di Kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Kamis (23/1).
Dalam pengembangan Industri, Jokowi menekankan pada pengadaan alutsista yang kini tengah dijajaki Prabowo dengan petinggi negara-negara lain. Dia ingin pengadaan barang itu terencana dan bisa dimanfaatkan dengan baik.
"Belanja pertahanan harus diubah menjadi investasi pertahanan. Baru kemarin siang saya bicara dengan Pak Menhan, bagaimana menghidupkan plan ke depan untuk industri strategis agar betul-betul semuanya bergerak, kemandirian kita dalam membangun ini harus serius kita mulai," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Jokowi, tantangan besar lainnya adalah perkembangan industri militer adalah perubahan teknologi yang sangat cepat. Misalnya saja teknologi drone yang kini bisa menjadi senjata
"Termasuk pengembangan pesawat tanpa awak yang dilengkapi dengan persenjataan modern. TNI harus berani memulai membangun barang-barang yang tadi saya sebutkan," katanya.
Presiden Joko Widodo menghadiri rapim Kementrian Pertahanan, TNI, dan Polri tahun 2020, Jakarta, Kamis (23/1/2020). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sebab, kata Jokowi, semua yang ada di industri bisnis dimulai dari peralatan militer. Sehingga Indonesia harus memperkuat penguasaan teknologi pertahanan.
Menurut Jokowi, yang pertama harus dikembangkan adalah teknologi otomatisasi yang akan disertai dengan pengembangan sistem senjata yang otonom.
Selain itu teknologi sensor yang mengarah pada pengembangan sistem penginderaan jarak jauh. Ada juga teknologi IT seperti 5G dan komputasi kuantum pada pengembangan sistem senjata yang otonom.
ADVERTISEMENT
"Semua butuh perencanaan pengembangan alutsista yang tepat. Apakah pembelian ini berguna 20, 30,50 tahun yang akan datang? Harus dihitung, dikalkulasi semuanya secara detail," ujarnya.