Jokowi: Presiden 2024 Harus Ngerti Hilirisasi & Industrilisasi Komoditas Mentah

14 Mei 2023 14:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ketua Panitia Musra Panel Barus menyerahkan berkas hasil Musra kepada Presiden Jokowi di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5).  Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Panitia Musra Panel Barus menyerahkan berkas hasil Musra kepada Presiden Jokowi di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, pemimpin di 2024 harus mengerti bagaimana ketidakpastian ekonomi global yang terjadi 5-10 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
“Sehingga sekali lagi nakhodanya harus nakhoda yang pemberani, berani mengambil risiko untuk kepentingan negara dan bangsa ini,” tegas Jokowi di acara Musyawarah Rakyat di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5).
Apalagi Indonesia memiliki potensi sumber daya ala (SDA) yang besar, bukan hanya tambang, mineral, tapi juga SDA di laut yang sangat melimpah. Begitu juga dengan komoditas pertanian dan pertanian yang melimpah.
“Tapi bertahun-tahun kita ekspor dalam bentuk bahan mentah. Ini kekeliruan yang tidak boleh kita ulang lagi,” tambah dia.
Dirinya menyoroti, Indonesia yang kalah di WTO melawan Uni Eropa soal ekspor komoditas mentah, demi untuk menambah nilai tambah industri hilirisasi dalam negeri.
Meski kalah, Jokowi menegaskan tidak takut dan justru mengajukan banding atas keputas WTO itu, “Apakah kita mau berhenti karena digugat Uni Eropa? Kalau pemimpin tidak berani pasti mundur dan minta ampun, itu jangan bermimpi negara ini menjadi negara maju,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Tapi tahun kemarin gugatan kita kalah, saya sampaikan kepada menteri tidak boleh mundur. Naik banding saya minta naik banding sambil industrinya diselesaikan,” tegas dia lagi.
Sehingga, begitu gugatannya rampung, industrinya juga ikut rampung dan akhirnya Indonesia bisa mengolah bahan jadi.
“Itu namanya strategi negara itu, bukan rutinitas. Oleh sebab itu ke depan butuh kepemimpinan yang kuat, oleh sebab itu ke depan negara butuh kepemimpinan yang kuat,” tukas Jokowi.