Jokowi Resmikan Pabrik Polyethylene di Cilegon: Bisa Kurangi Impor

6 Desember 2019 12:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik baru Polyethylene milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon, Banten, Jumat (6/12). Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik baru Polyethylene milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon, Banten, Jumat (6/12). Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik baru Polyethylene milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon, Banten, Jumat (6/12).
ADVERTISEMENT
Dalam peresmian kali ini, Jokowi turut ditemani Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasamita, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Jokowi menyebut pengoperasian pabrik ini merupakan bagian industri petrokimia yang bisa menekan kegiatan impor. Sehingga, dia memastikan pemerintah akan memberikan ruang kemudahan pengembangan industri ini.
"Candra Asri pionir industri petrokimia di Tanah Air. Kita mengharap, karena impor kita di petrokimia masih besar, investasi penanaman modal terus menerus di bidang ini harus kita berikan ruang, agar nantinya impor petrokimia stop, dan kita ekspor," kata Jokowi di lokasi.
Jika nanti kegiatan ini berhasil dan berkembang dengan baik, maka dia melihat kemungkinan tak akan ada lagi impor bahan-bahan petrokimia di Indonesia.
"Feeling saya 4-5 tahun lagi kita enggak impor bahan-bahan petrokimia," jelasnya.
Suasana Pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Foto: Aditia Noviansyah/kumparan.
Di lokasi yang sama, Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra mengatakan, pabrik baru ini bisa memproduksi Polyethylene atau biji plastik sebesar 400.000 ton per tahun. Dengan tambahan produksi di pabrik itu, maka total produksi keseluruhan pabrik polyethylene Chandra Asri menjadi 736.000 ton per tahun.
ADVERTISEMENT
Nantinya, dari hasil produksi itu bisa diolah lagi menjadi bahan plastik lainnya seperti kantong plastik. Dia kemudian berharap industri ini mampu memberikan penghematan devisa negara sebesar Rp 8 triliun.
Tak habis di sini saja, nantinya akan ada lagi pengembangan kompleks petrokimia kedua dengan investasi Rp 60-80 triliun. Rencannya, penyelesaian pembangunan ditargetkan selesai pada tahun 2024.
"Kompleks kedua ini akan membawa total kapasitas menjadi delapan juta ton per tahun," katanya.